Sempat Jadi Sorotan, Proyek Drainase di Desa Sijungkang Tapsel Langsung Diperbaiki

TAPSEL– Bangunan drainase di Desa Sijungkang Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) yang sempat jadi sorotan warga, karena pekerjaanya terkesan asal jadi dan kurang kualitas akhirnya di perbaiki.

Diketahui, proyek drainase untuk kepentingan masyarakat tersebut menelan biaya ratusan juta rupiah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tapsel Tahun Anggaran (TA) 2022 dengan volume pekerjaan panjang 150 meter, lebar 80 Cm dan tinggi dari dasar lantai 70 Cm.

Tak hanya itu, pembangunan drainase ini bertujuan untuk meningkatkan prasarana dan sarana dasar permukiman dan meningkatkan sanitasi yang bersih dan berkualitas serta meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat.

Menyoroti plank merek proyek tersebut, seyogianya untuk informasi kepada masyarakat terkait sumber dana, nilai kontrak, volume, pelaksana yang mengerjakan proyek dan masa waktu pekerjaan terlihat rusak dan robek sehingga masyarakat menilai ada kejanggalan dalam proyek itu.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Daerah Kabupaten Tapsel Maratua Harahap melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Yusran, ST menanggapi adanya keluhan dan sororan dari masyarakat terkait pekerjaan proyek ini, pihaknya langsung memerintahkan pelaksana pekerjaan atau kontraktor yang di percaya mengerjakan proyek tersebut untuk segera memperbaikinya.

” Karena proyek nya masih tahap pemeliharaan, kita perintahkan pelaksana pekerjaan atau kontraktor untuk segera memperbaiki pembangunan drainase tersebut agar tidak mengecewakan masyarakat sebagai penerima manfaat dari pembangunan drainase ini. Kini perbaikan dan pemeliharaannya sedang tahap pekerjakan pihak kontraktor nya,” ujarnya.

Selain itu, kata Yusron, proyek saluran drainase yang di bangun Pemkab Tapsel yang sumber pembiayaannya dari pajak rakyat juga akan berfungsi untuk mencegah banjir dan mengairi persawahan warga.

” Dari laporan pihak kontraktor yang kira terima, lantai saluran drainase yang baru 10 hari selesai di kerjakan sudah hancur dan berlobang dan dinding luar drainase plester nya terkelupas.

Itu sebabnya saat baru di semen dan di plester tiba-tiba hujan turun, sehingga mengkikis semen lantai dan plester dinding drainase. Tapi cuaca sekarang sudah membaik dan kita ingatkan agar pihak kontraktor memperbaikinya,” tambah Yusran.

Yusran juga mengapresiasi media selaku lembaga sosial kontrol yang aktif memantau segala perkembangan pembangunan di Tapsel khususnya yang di tangani Dinas Perkim.

” Dengan adanya kontroling dari media kita harapkan pembangunan bisa terlaksana dengan baik, termasuk kualitasnya yang harus sesuai standar, agar bisa bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, ” tambahnya.

Pemerhati Pembangunan Kabupaten Tapsel, DR. Suheri Harahap, meminta agar Satuan Kerja (Satker) di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani kegiatan fisik untuk lebih aktif mengawasi pekerjaan proyek di lapangan agar kualitas pekerjaan bisa terjaga.

” Tentunya dengan pengawasan yang di lakukan secara efektif, pihak rekanan tidak sesuka hati mengerjakan pekerjaan yang merugikan kepentingan masyarakat, yang efeknya bisa mencoreng citra pimpinan daerah, ” kata Suheri.

Putra daerah Tapsel asal Angkola Barat ini menegaskan, jika pihak rekanan yang mengerjakan pembangunan di Kabupaten Tapsel merugikan negara, ia meminta kepada pihak pemberi pekerjaan untuk menindak rekanan yang melanggar komitmen.

” Kita berharap Satker di OPD yang menangani kegiatan fisik untuk lebih aktif mengawasi pekerjaan proyek di lapangan agar kualitas pekerjaan bisa terjaga, ” tegas Dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) ini.

Di beritakan sebelumnya, warga Desa Sijungkang Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapsel sempat mengeluhkan dan menyoroti kualitas proyek pembangunan drainase di Desa mereka, karena, baru beberapa hari selesai di kerjakan, lantai dasar drainase sudah hancur, berlobang dan dinding drainase yang plesterannya terkelupas.

” Pembangunan drainase tersebut baru saja selesai, tapi kualitasnya sangat buruk. Lantai dasar sudah tergetus air dan kini telah berlantai tanah. Belum lagi kondisi dinding drainase juga plesterannya sudah terkelupas, sehingga kami sebagai penerima manfaat pembangunan merasa dirugikan, ” ungkap Sormin. (JN- Irul).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *