Pemko Pematangsiantar Dukung RSUD dr Djasamen Saragih Pusat Layanan Stroke dan Jantung

PEMATANGSIANTAR – Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Junaedi Antonius Sitanggang SSTP MSi menghadiri Konsultasi Publik Rencana Proyek Investasi Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih menjadi Pusat Layanan Stroke dan Jantung di Kota Pematangsiantar. Konsultasi publik berlangsung di Ruang Rapat Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (BP3D) Pemko Pematangsiantar, Jumat (26/04/2024).

Susanti melalui Junaedi menyatakan dukungan sepenuhnya pengembangan RSUD dr Djasamen Saragih menjadi Pusat Layanan Stroke dan Jantung Kota Pematangsiantar, mulai perencanaan hingga anggaran.

Dukungan juga diharapkan dari seluruh pihak, termasuk Bank Indonesia(BI) dalam rangka meningkatkan kapasitas rumah sakit menjadi lebih baik.

“Sehingga substansi dari peningkatan pelayanan ini bisa terpenuhi,” sebut wali kota yang diwakili Junaedi.

Kegiatan konsultasi publik diisi dengan pemaparan dari Wakil Direktur I Bidang Pelayanan Medik RSUD dr Djasamen Saragih,

dr Yuliana Sara Erika Kurniawati Silitonga, mengenai profil singkat rumah sakit yang berdiri tahun 1911 tersebut.

Disampaikan Erika, pengembangan RSUD dr Djasamen Saragih menjadi Pusat Layanan Stroke dan Jantung di Kota Pematangsiantar bertujuan menjadi rumah sakit pilihan masyarakat Kota Pematangsiantar untuk layanan jantung dan stroke; menjadi rujukan regional untuk pelayanan jantung dan stroke bagi kabupaten/kota yang ada di sekitar Kota Pematangsiantar; serta menjadi rumah sakit masa depan dengan sarana dan prasarana yang lebih modern dan sesuai dengan kemajuan transformasi layanan kesehatan rujukan.

Dengan menjadi Pusat Layanan Stroke dan Jantung di Kota Pematangsiantar, sambung Erika, maka akan berdampak pada peningkatan layanan jantung dan stroke terpadu (baik peningkatan SDM, sarana dan pra sarana, serta alkes) yang lebih modern dan sesuai standar bagi masyarakat Kota Pematangsiantar dan kabupaten/kota sekitar. Sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung dan stroke.

“Serta dapat menjadi tempat pengembangan pendidikan bagi calon dokter, dokter internship, dan tenaga kesehatan lainnya,” terang  Erika. (kb/rp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *