PT NSHE Ingkar Janji Terhadap Putra Lokal, DPRD: Jangan Mencederai Hati Rakyat

SIDEMPUAN – Dua Anggota DPRD Tapanuli Selatan merasa diperlakukan tidak pantas oleh perusahaan PT. North Sumatera Hydro Energi (NSHE) saat berkunjung ke kantor pengelola proyek PLTA Simarboru (Sipirok, Marancar dan Batangtoru), Selasa (12/7/2022) kemarin.

Awalnya kedua anggota Dewan telah menerima dan mendengar berbagai keluhan dari masyarakat, terkait perusahaan tersebut. Karenanya, mereka (Dewan) berkunjung hingga menyoroti janji-janji manis PT NSHE kepada masyarakat putra lokal.

Kedua wakil rakyat ini akhirnya menilai bahwa janji-janji manis yang pernah diungkapkan PT NSHE kepada masyarakat belum optimal, dan terkesan diabaikan begitu saja oleh perusahaan.

Adapun kedua anggota DPRD Tapsel yang melakukan kunjungan tersebut, adalah Ketua Fraksi Golongan Karya (Golkar) Andesmar Siregar dan Eddi Sulam Siregar dari Partai Nasdem.

Wakil rakyat ini mendatangi kantor mega proyek tersebut, tak lain untuk mempertanyakan tentang pemberdayaan masyarakat di Simarboru (Sipirok, Marancar dan Batangtoru) Kabupaten Tapanuli Selatan.

Lebih penting bagi wakil rakyat ini, ingin mengetahui secara langsung realisasi terkini di lapangan mengenai pemberdayaan masyarakat setempat.

“PT NSHE yang mengelola proyek PLTA Sipirok, Marancar dan Batangtoru (Simarboru). Yang paling penting perlu kami tahu adalah realisasi terkini di lapangan pemberdayaan masyarakat setempat,” kata Andesmar Siregar dan Eddi Sulam Siregar, Rabu (13/7/2022).

Kemudian, disaat kedua anggota Dewan ini mempertanyakan keberlangsungan hidup flora dan fauna di lokasi proyek PLTA, kepada yang membidangi bernama Dini Ayu Lestari justru tidak memberikan respon positif lantaran tidak mau bertemu dengan mereka.

Disini perlakuan tak pantas itu mulai terasa, sebab saat dipertanyakan keberadaan Dini Ayu Lestari (membindangi materi flora dan fauna) menyebut sedang ada rapat dan terkesan menghindar.

“Saat kami akan mempertanyakan penanganan flora dan fauna di lokasi proyek PT NSHE, saudari Dini Ayu Lestari tidak memberikan respon positif dan tidak mau bertemu, petugas mengaku sedang rapat,” kata Andesmar Siregar.

Tak berselang lama, meminta petugas memanggil Dini Ayu Lestari. Namun sayang, jawaban yang diperoleh dari PT NSHE bernama Jamal Harahap membidangi sosial justru mengecewakan dan berubah alasan.

Jamal Harahap menyebut bahwa Dini Ayu Lestari tidak bisa bertemu dengan mereka, lantaran sedang ada pekerjaan. Padahal dia (Dini Ayu Lestari) yang meminta wakil rakyat dihadirkan.

“Pak Jamal Harahap alasanya berubah lagi sedang ada kerjaan sedikit, itu yang meminta dihadirkan wakil rakyat loh. Seandainya masyarakat biasa meminta jumpa ke ibu Dini Ayu Lestari nggak bisa kami bayangkan, apa jawab beliau,” ucap ketua Fraksi Golkar itu.

Atas perlakuan tersebut, kedua anggota DPRD Tapsel ini sepakat dan meminta agar karyawan PT NSHE bernama Dini Ayu Lestari nota bene membidangi flora dan fauna supaya kinerjanya di evaluasi kembali.

“Kami meminta kepada pihak Pimpinan PT NSHE agar memberikan informasi tentang flora dan fauna yang rusak saat ini di wilayah PLTA Simarboru,’’ katanya.

Tidak hanya itu, Andesmar Siregar menegaskan perlu di update (memperbarui) bagaimana kelengkapan administrasi dari investor terhadap kegiatan yang memanfaatkan sumber daya alam (SDA) di tiga Kecamatan keberlangsungan hidup flora dan fauna.

“Nanti saat dipanggil, pihak PLTA ini akan kita minta melakukan presentasi progres terkini dari proyek yang dikerjakannya. Karena jujur saja, kita sekarang ini nol informasi (terkait perkembangan pembangunan PLTA di Simarboru) juga flora dan fauna,” ujarnya.

Selain itu, saat kedua wakil rakyat ini berada di kantor PT NSHE turut meminta penjelasan kepada pihak managemen. Saat itu mereka diterima Saleh Ritonga (bidang teritorial) dan Jamal Harahap (bidang sosial).

PT NSHE diminta memberikan informasi secara transparan mengenai pemberdayaan masyarakat putra lokal. Sebab mereka mendapat informasi dari masyarakat dimana PT NSHE akan mendatangkan 17 unit armada pengadaan mobil double cabin.

Olehnya, kedua wakil rakyat ini meminta pihak PT NSHE, dalam hal pengadaan barang dan jasa supaya merangkul putra lokal atau tokoh-tokoh masyarakat sebagai rekanannya. Sehingga perusahaan tidak hanya janji-janji manis terhadap masyarakat.

“Kami mendapat informasi bahwa PT NSHE akan mendatangkan 17 armada double kabin, tiga unit telah tiba di Marancar dengan rekanannya bukan putra daerah Marancar dengan armadanya nomor polisi (Nopol) Plat B. Sehingga kehadiran armada-armada yang bernopol luar Tapsel itu sangat menciderai janji-janji yang pernah disampaikan PT NSHE kepada warga Marancar sebelum kegiatan PLTA dilakukan tahun 2015 silam,’’ kata Eddi Sulam Siregar.

Sementara, ketika dikonfirmasi kepada PT NSHE melalui Saleh Ritonga (bidang teritorial) mengatakan, untuk memberikan penjelasan terkait hal tersebut Humas perusahaan sedang tugas luar di Jakarta dan sekaligus kontrol kesehatan.

“Masalah itu sebentar saya kordinasikan dulu dengan beliau. Selain dalam tugas, beliau juga sedang dalam kontrol kesehatan. Penjelasan beliau kita belum tahu kapan pastinya,” kata Saleh Ritonga bingung. (JNS-Irul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *