Gelar Marpokat, Jon Surjani Pasaribu Gaungkan Poda Na Lima dengan Kekinian

P.sidimpuan– Jon Sujani Pasaribu putra kelahiran Kota Padangsidimpuan kembali menggaungkan Poda Lima dengan kekinian untuk diimplementasikan ke masyarakat Salumpat Sainde Kota Padangsidimpuan.

Gelar Marpokat, Jon Surjani Pasaribu Gaungkan Poda Na Lima dengan Kekinian
Foto: Jon Sujani Pasaribu memberi sambutan pada acara “Marpokat Poda Lima” di Hotel Sitamiang, Kota Padangsidimpuan, pada Sabtu (21/10/23)

Hal itu Jon Sujani ungkapkan di kegiatan “Marpokat” (Musyawarah/Rapat adat) Poda Lima” dilaksanakan di Hotel Sitamiang, Kota Padangsidimpuan, pada Sabtu (21/10/23).

Perlu diketahui, Poda Na Lima adalah Falsafah, Nasihat atau Petuah yang terdiri dari 5 unsur yang ada pada masyarakat Batak Angkola dan Suku Mandailing yang mempunyai makna yang luas baik lahir maupun Batin.

Dalam isi dari Poda Na Lima dalam Bahasa Angkola -Mandailing, pertama, Paias Rohamu yang artinya Bersihkan Jiwamu. Kedua, Paias Pamatangmu artinya, Bersihkan Badanmu. Ketiga, Paias Parabitonmu artinya Bersihkan Pakaianmu.

Selanjutnya ke empat, Paias Bagasmu artinya Bersihkan Rumahmu. Dan ke Lima, Paias Pakaranganmu artinya, Bersihkan Lingkunganmu.

Jon Sujani Pasaribu menyebutkan, dirinya selaku putra asli kelahiran Kota Padangsidimpuan, menyatakan maksud dan tujuannya membumikan Poda Na Lima.

Yang mana dirinya anak bungsu dari 7 bersaudara itu sebelumnya merupakan eks Petinggi Bank BUMN yang 30 tahun malang melintang berkarir di Pulau Jawa.

“Hampir semua saudara-saudara saya, pernah berkiprah di tanah kelahirannya. Sedangkan saya sendiri merasa, tidak pernah berbuat apapun bagi Kampung Halaman,” sebutnya.

Mengingat adik kandung dari Prof Dr Bomer Pasaribu, SH, SE, MS, (Menteri Tenaga Kerja RI Kabinet Presiden KH Abdurrahman Wahid) itu, tergerak hatinya untuk membumikan kembali falsafah Poda Na Lima di Tabagsel khususnya di Kota Padangsidimpuan.

Dikarenakan, hal ini sudah sesuai dengan dengan ajaran Tuhan dan negara. Baginya, nasehat Poda Na Lima ini sangat baik. Jon juga menyebutkan, bahwa mungkin saat ini masyarakat P.sidimpuan yang usianya di bawah 45 tahun, sudah lupa akan Poda Na Lima.

Gelar Marpokat, Jon Surjani Pasaribu Gaungkan Poda Na Lima dengan Kekinian
Foto: Raja-raja Luat dan Tokoh Adat Kota Padangsidimpuan mengulosi Jon Sujani Pasaribu.

Menerapkan Menejemen Qolbu 

Oleh sebab itu, dirinya akan menerapkan konsep dari Manajemen Qolbu ini sangat baik, dan sering ia ikuti dalam pelatihan Manajemen Qolbu ke tempat ‘Aa Gym.

Ia berharap ke para Raja-raja Luat dan Tokoh-tokoh Adat yang hadir, dapat mengeluarkan rekomendasi bagi pemerintah, untuk menjadikan Poda Na Lima sebagai jargon. Apalagi Poda Na Lima yang memiliki 5 poin imi sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.

“Poda Na Lima ini harus kita bumikan kembali di Tabagsel khususnya di Kota Padangsidimpuan,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Raja Adat lainnya seperti, CH H Sutan Tinggi Barani Perkasa Alam yang menyebutkan, bahwa selama ini belum ada aturan tegas dari pemerintah untuk membumikan Poda Na Lima ini.

“Saya sering baca buku terkait kearifan lokal, menurut saya belum ada mungkin yang menandingi warisan leluhur kita Poda Na Lima ini.

Baik itu secara Nasional atau mungkin Internasional. Maka mulai saat ini, melalui Jon Sujani Pasaribu, mari kita dukung gerakan bumikan kembali Poda Na Lima ini,” ajaknya.

Ia juga menegaskan, jika Poda Na Lima ingin kembali membumi, maka harus ada peraturan yang mengikat. Baik itu Perda atau Perwal-nya.

Sutan Tinggi Barani berharap, semua pihak bersama-sama Jon Sujani Pasaribu, dapat melestarikan Poda Na Lima ini.

Gelar Marpokat, Jon Surjani Pasaribu Gaungkan Poda Na Lima dengan Kekinian
Foto: Jon Sujani Pasaribu bersama Raja-raja Luat dan Tokoh Adat meneken 4 point rekomendasi ke pemerintah terkait Poda Na Lima.

Mengkemas Poda Na Lima Dengan Kekinian

Ditempat yang sama, Sutan Enda Kumala Pijorkoling menekankan bahwa falsafah Poda Na Lima ini intinya kembali ke diri sendiri.

Sebab menurutnya makna Poda Na Lima sangat luas, untuk itu harus ada langkah awal seperti hari ini, mengumpulkan para Tokoh Adat dan Raja Luat.

“Kemudian, harapannya Poda Na Lima menjadi konten menarik bagi generasi milenial. Lalu, ada juga maunya lagu berkaitan dengan Poda Na Lima yang kemasannya menarik dan kekinian. Sehingga, anak-anak muda terpanggil untuk mencintai Poda Na Lima,” terangnya

Sementara, Pemerhati Budaya dan Adat Padangsidimpuan, Iswandi Arisandi, menyambut positif inisiasi Jon Sujani Pasaribu, dalam membumikan lembali Poda Na Lima.

Dirinya mengaku dengan tegas mendukung penuh langkah Jon Sujani Pasaribu, pada kegiatan Marpokat Poda Na Lima di Padangsidimpuan.

“Harapan kami, jangan sampai generasi penerus atau anak-anak kita nanti, melupakan Poda Na Lima,” tutur Iswandi selaku Anggota DPRD Padangsidimpuan itu.

4 point Rekomendasi ke Pemerintah

Selanjutnya, dari kalangan akademisi yang juga Penulis Buku Adat Budaya, Dr Zainal Efendi Hasibuan, menyebut hasil Marpokat Poda Na Lima berupa 4 point rekomendasi ke pemerintah. Pertama Membumikan kembali Poda Na Lima di Bumi Dalihan Na Tolu.

Kedua, Mempercepat pengenalan Poda Na Lima Kepada Generasi Muda /Kaum Milineal, dan Ketiga membuat Poda Na Lima Menjadi Jargon /Semboyan di Bumi Dalihan Natolu,

Ke empat Mengusulkan kepada pemangku kepentingan agar Poda Na Lima Menjadi Muatan Lokal Kurikulum sejak tingkat TK, SD, SMP DAN SMA.

Turut hadir, Baginda Nauli Pardomuan, Luat Panyanggar, Tuongku Namora, Raja Luat Batunadua, Baginda Raja Sodogoron, Raja Luat Pijorkoling, Baginda Margamar Irsan Harahap dan Baginda Malioton Simatoktong. (JN-Irul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *