Jumat, 17 Oktober 2025 WIB

Wali Kota Medan Dukung Karya Warga Binaan, Janjikan Ruang Ekspresi di Acara Resmi Pemko

editor - Rabu, 16 Juli 2025 14:13 WIB
Wali Kota Medan Dukung Karya Warga Binaan, Janjikan Ruang Ekspresi di Acara Resmi Pemko
Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas usai membuka secara resmi Pelatihan Tenun Ulos di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Medan, Rabu (16/7/2025).

MEDAN -Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menegaskan komitmennya untuk memberi ruang kepada warga binaan dalam menampilkan karya dan kreativitas mereka, termasuk dalam kegiatan resmi Pemerintah Kota Medan.

Komitmen tersebut disampaikan saat Wali Kota membuka secara resmi Pelatihan Tenun Ulos di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Medan, Rabu (16/7/2025).

Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Utara, Kepala Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Sumut, Ketua Baznas Sumut Prof. Dr. H. Mohammad Hatta, Ketua Dekranasda Kota Medan Airin Rico Waas, Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Medan Yekti Apriyanti, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan Illyan Chandra Simbolon, serta perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Juga:
Dalam kegiatan tersebut, warga binaan menampilkan pertunjukan tari tradisional yang berhasil memukau para undangan. Wali Kota menyampaikan apresiasinya atas penampilan tersebut dan menyebut bahwa kreativitas dapat tumbuh di mana saja, bahkan di balik jeruji besi.

"Tadi kita lihat mereka menari, dan tak ada bedanya dengan penari profesional. Sama bagusnya. Mereka luar biasa," ujar Wali Kota dengan bangga.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Wali Kota berjanji akan mengundang warga binaan yang telah mengikuti pelatihan seni dan keterampilan untuk tampil dalam berbagai agenda Pemko Medan. Menurutnya, warga binaan berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk menunjukkan potensi mereka.

"Mereka berhak untuk didengar, dilihat, dan diberi ruang untuk menunjukkan karya. Ini bukan hanya soal kemampuan, tapi soal hak sebagai manusia," tegas Rico Waas.

Ia menegaskan bahwa pemasyarakatan seharusnya tidak hanya dipahami sebagai proses menjalani hukuman, tetapi juga sebagai sarana membangun harapan dan masa depan. Yang lebih penting dari hukuman, kata Wali Kota, adalah bagaimana seseorang bangkit setelahnya.

"Pemasyarakatan bukan hanya tentang hukuman, tetapi tentang harapan, masa depan, dan bagaimana kita semua memberi kesempatan kepada mereka untuk kembali berdaya," ucapnya.

Wali Kota juga mengapresiasi pelatihan tenun ulos yang diselenggarakan sebagai bagian dari pembinaan. Ia menilai program ini tidak hanya memperkuat keterampilan teknis warga binaan, tetapi juga menjaga budaya lokal dan membuka peluang ekonomi pasca-masa tahanan.

"Tenun ulos bukan hanya sekadar kain. Ia menyimpan nilai budaya dan identitas. Pelatihan ini membuka jalan agar mereka bisa mandiri dan diterima kembali di tengah masyarakat," ujarnya.

Ia menekankan bahwa proses pemasyarakatan harus menjadi jembatan menuju perubahan, bukan penghalang masa depan. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, warga binaan dapat kembali menemukan arah hidupnya dan turut berkontribusi dalam pembangunan yang inklusif.

Dalam kegiatan ini, Wali Kota juga menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Lapas Perempuan Kelas IIA Medan dan Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan tentang peningkatan kompetensi warga binaan melalui pelatihan kemandirian berbasis kompetensi.

Sebagai bagian dari kunjungannya, Wali Kota juga meninjau stand pameran kerajinan tangan dan kuliner hasil karya warga binaan, serta mengunjungi kamar hunian untuk melihat langsung kondisi dan aktivitas mereka sehari-hari.

Editor
: editor
SHARE:
 
Tags
 
Komentar
 
Berita Terbaru