64 Pendeta Ikuti Seminar Kepemimpinan di Yayasan Pelayanan Nipi Andaliman

TAPUT – 64 orang Pendeta dari berbagai denominasi gereja yang berasal dari tiga Kabupaten/Kota melaksanakan seminar kepemimpinan disebuah gedung di Jalan lintas Tarutung-Balige, Desa Pohan Tonga, Siborong borong, Taput, Selasa (5/4/2022).

Seminar tersebut menghadirkan 4 Narasumber sekaligus pembica, yakni Prof Dr Yusuf Leonardo Henuk M.Rur, Rev Dr Siti Hadijah D.Min,D.Th, Dr Bernard Bistok Lubis MTh dan Pdt Kefas Sihombing.

Seminar yang bertajuk ‘Kepemimpinan Transformasional, dimana ada kemauan disitu ada jalan’ berlangsung sukses dan lancar.

Seorang peserta seminar yang sudah sepuh, Pdt KB Siagian dari Gereja Gepkin Maranata Sibaganding, Kecamatan Garoga menyampaikan bahwa acara seminar seperti ini baginya sangat bermanfaat karena para pembicaranya sangat profesional.

“Sungguh membangkitkan semangat kami untuk lebih giat lagi mempertahankan nama Tuhan,” ujarnya semangat.

Pendeta berusia sepuh ini mengharapkan agar kedepan, acara seminar semacam itu masih ada dengan materi dan pembicara yang berbeda.

Selain itu, kesaksian hidup dari seorang narasumber, Rev Dr Siti Hadijah dalam sesi terakhir sangat menarik perhatian, hingga membuat peserta berdecak kagum dan lebih sering melakukan tepuk tangan aplaus.

Dikisahkan Siti Hadijah, bahwa dirinya berasal dari penganut agama aliran garis keras, dan juga dari keluarga ningrat namun dalam perjalanan hidupnya, Tuhan berkehendak lain karena dirinya dipakai Tuhan untuk menjadi seorang hamba dan pelayan pada jemaat Kristen.

“Sangat tidak mudah bagi saya menjadi seorang pengikut Kristus, mengingat saya berasal dari agama lain. Banyak pengorbanan dan ancaman kepada saya, dan saya pernah diculik, di demo dan lain lain. Meskipun saya sudah menerima Yesus lewat pendeta Robert Lumoindong, namun saya tidak serta merta menerima panggilan saya sebagai Pelayan Tuhan,” kata pendiri Yayasan Pelayanan Nipi Andaliman disambut tepuk tangan meriah oleh hadirin.

Kemudian, lanjut Siti lewat penyembuhan penyakit di kakinya yang sembuh secara ajaib, barulah ia memulai dan menjalani panggilan sebagai hamba Tuhan.

Siti juga menceritakan pengalaman pahitnya menjadi seorang Nasrani, serta perjalanan-pelayanannya yang sudah melakukan penginjilan pada hampir seluruh wilayah yang ada di Indonesia dan di beberapa negara. (JNS/JJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *