Upah-Upah 7 Bulanan, Tradisi Penuh Doa dan Haru di Sibolga

SIBOLGA | Jelajahnews.id – Nilai-nilai budaya dan kekeluargaan begitu terasa dalam pelaksanaan tradisi upah-upah hamil tujuh bulanan yang digelar oleh pasangan muda Rahmat Khairul Daulay dan Wika Mutiah Sinaga.

Tradisi upah-upah ini digelar di kediaman mereka, Jalan Horas, Kelurahan Pancuran, Kecamatan Sambas, Kota Sibolga, pada Sabtu (28/06/25).

Acara upah-upah ini menjadi bentuk syukur atas kehamilan sang istri yang telah memasuki usia tujuh bulan, serta permohonan doa untuk kelancaran proses persalinan dan keselamatan ibu serta bayi.

Prosesi adat berlangsung dalam suasana khidmat namun hangat, dipenuhi doa dan harapan baik dari seluruh keluarga yang hadir.

Makanan tradisional seperti nasi kuning, ayam goreng utuh, kue bolu merah, dan aneka sajian khas Batak disajikan sebagai bagian dari simbol keberkahan.

Kedua orang tua Wika, yakni Maspardin Sinaga dan Mismawarni Nasution, tampak memegang piring berisi hidangan sambil mengucapkan doa-doa tulus untuk anak dan cucu mereka.

Suasana semakin menyentuh saat prosesi diakhiri dengan momen seorang ibu menyuapi anak perempuannya yang sedang mengandung simbol kasih sayang dan restu antar generasi.

Doa dan petuah juga disampaikan oleh Rohayati Nasution, adik kandung dari ibu Wika, yang dalam adat Batak dikenal sebagai nantulang (Tante).

Rohayati, yang juga menjabat sebagai Ketua PC Muslimat NU Padangsidimpuan, menyampaikan pesan penuh makna.

“Semoga sehat selalu sampai persalinan nanti, dan anak yang lahir menjadi anak yang saleh dan berguna bagi keluarga. Ingatlah untuk tetap sabar menghadapi segala cobaan dan jangan pernah jauh dari doa,” tuturnya dengan haru.

“Saya ingin menjaga tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya Batak yang penuh nilai, doa, dan harapan baik,” ujar Rahmat Khairul Daulay, atau yang akrab disapa Irul Daulay, sosok wartawan yang dikenal kritis di kalangan media.

Tradisi upah-upah ini bukan sekadar seremoni, melainkan juga wujud nyata dari penguatan nilai kekeluargaan dan spiritualitas yang terus hidup dan lestari di tengah masyarakat Tapanuli. (JN-Irul)