TOBA – Tak terasa sudah 115 tahun Pahlawan Nasional Sisingamangaraja ke XII gugur di medan peperangan demi memperjuangkan kemerdekaan dan membela bumi pertiwi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dicintainya.
Mengenang gugurnya Pahlawan Nasional dari Tanah Batak itu, Pemkab Toba bersama unsur Forkopimda menggelar upacara di makam Sisingamangaraja XII Soposurung, Desa Silalahi Pagar Batu, Kecamatan Balige, Jumat (17/6/2022).
Upacara peringatan ini dipimpin oleh Komandan Kodim 0210/TU diwakili Mayor Inf Kaminton Napitupulu. Tampak hadir juga mantan anggota Komisi IV DPR RI, Capt DR Anton Sihombing.
Selain itu, upacara juga diikuti sejumlah elemen masyarakat golongan Si Raja Batak Malim Marsada, Polres Toba, Kompi 125 Simbisa, BUMN/BUMD, TP-PKK, ASN, Dekranasda, perwakilan mahasiswa Universitas Tapanuli Utara (UNITA) dan pelajar SLTP/SLTA.
Rangkaian peringatan upacara ini, pembacaan sejarah panjang perjuangan Raja Sisingamangaraja XII, dilanjutkan acara tabur bunga maupun doa bersama.
Acara ini dimaksudkan sebagai bentuk terima kasih atas perjuangan Raja Sisingamangaraja XII yang bergerilya selama sekitar 30 tahun (1878-1907) melawan tentara penjajah kolonial Belanda, demi memperjuangkan kemerdekaan dan melepas penjajahan khususnya di Tanah Batak.
Raja Sisingamangaraja XII lahir di Bakkara, 8 Februari 1845 dan wafat pada 17 Juni 1907 di Dairi, tepatnya di perbukitan Lae Sibulbulon Desa Sionom Hudon, perbatasan Taput dan Dairi.
Kemudian pada 9 November 1961 Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Raja Sisingamangaraja XII menjadi Pahlawan Nasional melalui SK Presiden RI No 590/1961.
Setelah upacara nasional, acara dilanjutkan dengan acara adat ritual partonggoan dan panortoran yang dilaksanakan oleh golongan si Raja Batak yang dipimpin oleh Amir Marpaung, mereka manortor diiringi musik gondang (gendang) sabangunan Batak.
Sebagai penutup, jajaran Pemkab Toba dipimpin Pj Sekretaris Daerah Augus Sitorus bersama Forkopimda manortor bersama golongan Si Raja Batak dan berfoto bersama.
Seusai ziarah, Anton Sihombing mengatakan bahwa pada tahun 2007, Anton pernah berperan dalam acara di Bakkara, Kabupaten Humbang Hasundutan untuk peringatan 100 tahun gugurnya Raja Sisingamangaraja XII.
Jadi ini perlu diteruskan oleh generasi-generasi muda, bagaimana Raja Sisingamangaraja XII selama 30 tahun berperang melawan penjajah kolonial Belanda.
“Acara seperti ini perlu diteruskan oleh generasi yang lebih muda, kita harapkan agar kedepan ini para generasi muda dapat merasakan serta memahami bagaimana dulu kekuatan dan kebersamaan itu tercipta dalam orang Batak itu,” cerita Anton.
Anton yang juga sebagai Ketua Umum Yayasan Putra Putri Tapanuli se-Dunia ini, menjelaskan bahwa saat ini prinsip kerjasama dalam budaya Batak sudah jauh berkurang, terutama dikalangan generasi muda di perantauan. (JNS-JJ)