TARUTUNG – Sesuai target pemerintah pusat bahwa generasi emas kita pada tahun 2045. Pertanyaannya adalah ‘Apakah Tapanuli Utara ikut berkontribusi dalam hal ini’. Harapannya pengabdian ini sebagai doa dan ibadah agar anak-anak Tapanuli Utara ikut berkontribusi pada tahun 2045 mendatang. Sejak sekarang sudah harus kita persiapkan bersama-sama.
Hal itu disampaikan, Asisten Pemerintahan dan Kesra Parsaoran Hutagalung, dan Bunda PAUD Tapanuli Utara Satika Simamora saat membuka ‘Penguatan Kapasitas Bunda PAUD Kecamatan, Desa/Kelurahan se-Kabupaten Tapanuli Utara’ di Gedung Kesenian Sopo Partungkoan, Tarutung, Kamis (25/11/2021).
Mewakili Bupati Taput, Parsaoran berharap agar seluruh stakeholder memiliki pemahaman yang sama terhadap bentuk pengajaran pada pendidikan PAUD dan Taman Kanak-kanak (TK).
”Para pelaku pada PAUD dan TK ini harus memahami pendidikan PAUD sebagai pendidikan non formal untuk mempersiapkan tingkat selanjutnya, pendekatan dalam pendidikannya berbeda dengan yang formal. Para guru PAUD seyogiyanya melakukan pembelajaran sesuai kecerdasan anak didik, kita lakukan pembimbingan, pendampingan dan pengajaran sehingga anak PAUD akan tumbuh sesuai pada kodratnya,” tandasnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Tapanuli Utara, Satika Simamora paparkan pentingnya keseriusan dalam pendidikan PAUD dan berharap sebagai wujud pelayanan yang dilandasi dengan kasih dan memaparkan PAUD Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemangku kepentingan.
“Kualitas Sumber Daya Manusia harus diawasi sejak dini, seluruh Bunda PAUD harus mendukung PAUD Holistik Integratif yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan dan perlindungan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak yang dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat,” kata Satika.
Dikatakannya, dibutuhkan sinkronisasi program seluruh PAUD yang ada. Sebab, menurutnya masih ada beberapa desa lagi yang belum memiliki lembaga PAUD. Sehingga ia harapkan Bunda PAUD Kecamatan dan Desa agar berperan aktif sehingga semua desa berdiri PAUD.
“Mari kita gugah kesadaran masyarakat, karena PAUD dan TK bukan hal sepele karena ini awal generasi emas,” pungkasnya.
Satika pun memaparkan apa saja peran para bunda PAUD Desa/Kelurahan dan pihak Lembaga PAUD.
“Saya juga berharap agar Lembaga PAUD turut berperan dalam mengatasi Stunting, PAUD harus perduli dengan kondisi kesehatan anak didik kita, bagaimana bisa mereka bisa memperhatikan dengan baik apabila fisiknya terganggu.”
“Bunda PAUD Kecamatan dan Desa harus bijak dalam menyikapi segala tantangan di lapanga. Kita salurkan kasih sayang pada sekeliling kita. Bagaimana caranya agar anak-anak kita nantinya menjadi generasi muda yang kreatif. Semua ini dapat dilakukan jika kita lakukan dengan sabar dan kasih,” sambungnya.
“Mari tingkatkan kasih sayang kita dalam melayani, suatu saat dengan sendirinya rejeki akan bertambah. Mari berpikir dan berbuat positif, maka kita akan peroleh hal positif juga,” jelas Bunda Satika.
Dalam laporan Ketua Pokja PAUD Ny. Murtiana Kijo Sinaga menyampaikan bahwa kegiatan Pengutan Bunda PAUD dihadiri 150 peserta yang terdiri dari 15 Bunda PAUD Kecamatan, 45 Bunda PAUD Desa/Kelurahan, 45 Kepala Sekolah PAUD dan 45 guru PAUD.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran Bunda PAUD sebagai sosok panutan yang perduli dan bekerja mendukung kemajuan PAUD. Kita juga mengundang 2 narasumber yaitu Martua Situmorang sebagai Pemerhati Pendidikan Taput dengan materi ‘Membangkitkan kreativitas anak usia dini melalui proses pembelajaran loose part dan Ny Juliana Erikson Siagian sebagai Pengurus TP PKK Taput dengan materi ‘Peran dan Strategi Bunda PAUD,” ucap Ny Murtiana Kijo Sinaga. (G/r)