Bupati Tapsel Gus Irawan “Sikat” 3 Pejabat: Tak Pandang Bulu, Pelanggar Langsung Diberhentikan

MEDAN |Gebrakan tegas Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu, menuai pujian luas. Setelah aksinya melakukan sidak viral di Puskesmas Pintu Padang beberapa waktu lalu.

Gus Irawan tak tinggal diam, ia mengungkapkan, hasil pemeriksaan Inspektorat menguatkan temuan awal, dan tanpa ragu, tiga pejabat langsung dipecat!

Tak hanya pejabat Kepala Puskesmas, seorang Kepala Bidang di Dinas Pendidikan, serta seorang lagi di Dinas Perdagangan juga dicopot dari jabatan. Gus menegaskan, “Bersih-bersih birokrasi akan terus berlanjut!”

Pernyataan itu disampaikannya saat berkunjung ke Kantor BPKP Sumut, Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (28/4/2025).

“Saya sudah berhentikan Kepala Puskesmas itu. Setelah diperiksa Inspektorat, ternyata sudah sering bermasalah sebelumnya. Kita sudah UHC (Universal Health Coverage), masyarakat cukup pakai KTP untuk berobat gratis, tapi malah masih ada yang disuruh bayar. Ini jelas pelanggaran!” tegas Gus Irawan.

Gus menegaskan, kasus serupa tak boleh terjadi di puskesmas lain.

“Sudah saya ingatkan: jangan coba-coba! Kalau masih, kita tindak tegas tanpa ampun!” katanya dengan nada keras.

Main Uang di Pendidikan dan Pasar, Langsung Dicopot!

Tak hanya sektor kesehatan, pelanggaran juga tercium di sektor pendidikan dan perdagangan. Seorang Kabid Dinas Pendidikan terbukti mengancam kepala sekolah demi “setoran” agar tetap menjabat. Sementara Kabid di Dinas Perdagangan kedapatan bermain kotor dengan iuran pasar.

“Kalau sudah soal fraud, penyelewengan uang, itu harga mati: langsung diberhentikan! Ini penyakit kronis, harus diamputasi,” ujar Gus tegas.

Tanpa Toleransi, Meski Kerabat Sekalipun!

Gus Irawan bahkan menyatakan, tidak akan ada perlakuan istimewa bahkan untuk keluarga atau kerabat dekat.

“Saya pegang prinsip Dalihan Na Tolu. Tapi dalam penegakan aturan, hubungan darah atau titipan pejabat sekalipun, tidak ada dispensasi! Ini soal tanggung jawab kepada rakyat,” ujarnya lantang.

Gus Irawan Akui Banyak “Borok” di Birokrasi Tapsel

Dalam refleksinya, Gus mengaku prihatin melihat kondisi pelayanan publik di Tapsel.

“Saya mohon maaf kepada masyarakat. Banyak hal yang harus diperbaiki. Mentalitas birokrasi kita masih jauh dari harapan. Sistem pengendalian internal juga lemah sekali,” ungkapnya.

Langkah reformasi birokrasi menjadi salah satu fokus utama melalui Panca Cita yang diusungnya. Gus bahkan mengaku malu sebagai mantan Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Sumut dua periode melihat lemahnya kontrol keuangan di daerah yang kini ia pimpin.

“Saya malu, di belakang nama saya ada gelar Ak, CA. Tapi sistem pengendalian internal di sini parah. Ini yang harus kita benahi segera!” tandasnya.

APBD Tersandera, Infrastruktur Tersisa 5 Persen

Masalah keuangan daerah juga menjadi sorotan. Belanja pegawai yang melonjak tajam akibat alih status tenaga honorer ke P3K menggerus fiskal Tapsel.

“Belanja modal kita tinggal 5 persen. Padahal dulu bisa sampai 30 persen! Ini beban berat. Solusinya? Pegawai pensiun atau jumlah dikurangi. Kalau tidak, ruang fiskal makin habis,” terang Gus.

Dengan situasi tersebut, Gus meminta seluruh ASN, baik PNS maupun P3K, yang berjumlah 7.000 orang di Tapsel, untuk mengimbangi minimnya anggaran dengan meningkatkan kualitas layanan publik.

“Tak ada ruang untuk mark up, apalagi fiktif! Layanan ke masyarakat harus maksimal, walau anggaran minim!” tegasnya.

Komitmen Digitalisasi Layanan Publik

Sebagai langkah konkret, Gus Irawan berencana mendigitalisasi semua layanan publik di Tapanuli Selatan agar transparansi dan efisiensi pelayanan bisa diwujudkan.

Siapa yang main-main dengan layanan publik, siap-siap berhadapan dengan saya!” tutup Gus Irawan dengan penuh ketegasan. (JN-Irul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *