TAPSEL| Jelajahnews.id - Cerita dari SMP Negeri 3 Angkola Selatan (Angsel) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) ini bisa saja masuk kategori "komedi pembangunan".
Tim investigasi media turun ke lapangan pada Rabu, 15 Oktober 2025, dan yang terlihat membuat siapa pun ingin bertanya: Ini proyek rehabilitasi atau sekadar ganti baju dinding?
Proyek yang dikerjakan CV Arulin Sejahtra dengan nilai hampir Rp200 juta itu disebut-sebut menyisakan banyak tanda tanya. Di atas kertas, Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlihat rapi dan lengkap.
Tapi begitu sampai ke lokasi, sejumlah pekerjaan yang seharusnya ada malah seperti tertiup angin.
Pintu dan Jendela: Dalam RAB Ada, di Lapangan Entah ke Mana
Dalam video dokumentasi yang diperoleh awak media, beberapa item pekerjaan tampaknya hanya eksis sebagai tulisan di kertas: daun pintu panil? tidak ada, daun jendela kaca? nihil.
Kemudian kunci tanam, engsel, grendel? bahkan bayangannya pun tak tampak, jerjak jendela dan pintu? absen total.
Komponen lain seperti kaca polos 5 mm, rangka baja, listplank, hingga langit-langit triplek juga ikut-ikutan hilang tanpa pamit.
Yang tampak justru dinding dicat ulang, lantai dirapikan sedikit, dan selebihnya... ya itu saja.
Galung: "Yang Dikerjakan Kayaknya Baru Sebesar Harga Sepeda Motor Bekas"
Narasumber bernama Galung, yang diwawancarai pada Jumat, 14 November 2024, memberikan pernyataan yang makin membuat alis naik.
"Kalau lihat kondisinya sekarang, saya taksir paling Rp45 juta yang benar-benar dikerjakan. Itu pun sudah baik hati saya hitung. Sisanya entah jalan-jalan ke mana," katanya.
Dinding Retak Tetap Retak, Padahal Itu yang Genting
Prioritas utama rehabilitasi seharusnya memperbaiki dinding yang mengalami keretakan. Tapi di lapangan, dinding-dinding itu masih berdiri dengan retaknya yang setia seolah berkata: "Tenang, kami belum disentuh."
"Itu yang paling penting. Tapi yang dilakukan cuma cat-cat ringan. Ini sudah tidak sesuai kebutuhan, tidak cocok dengan RAB, dan tidak cocok juga di hati," lanjut Galung.
Dugaan Pemangkasan Pekerjaan: Seperti Kopi Susu yang Susunya Hilang
Mengamati kondisi di lapangan, muncul dugaan bahwa sebagian pekerjaan tidak dikerjakan sesuai spesifikasi. Standar teknis tampak kabur, seperti sinyal internet di daerah perbukitan.
Dengan anggaran ratusan juta rupiah, hasil rehabilitasi yang minim membuat dugaan itu semakin keras terdengar.
Desakan Pemeriksaan: "APH Harus Turun, Jangan Sampai Sekolah Ikut 'Rehab'"
Galung mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk melakukan pemeriksaan.
"Ini uang negara. Jangan sampai bangunan yang seharusnya direhab justru ikut 'rehab mental' karena dibiarkan rusak tanpa perbaikan," tegasnya.
Upaya Konfirmasi Terus Berjalan
Tim investigasi media masih mengejar klarifikasi dari pihak sekolah, penyedia jasa, termasuk dokumen progres pekerjaan. Semua data tambahan sedang dikumpulkan sambil memastikan pemberitaan tetap berimbang.
Hingga berita ini diterbitkan, Dinas Pendidikan Tapanuli Selatan belum memberikan tanggapan resmi. (Parlindungan Harahap)