Kamis, 16 Oktober 2025 WIB

Konferensi Internasional Geowisata Toba Resmi Dibuka, Gubernur dan Menpar Tekankan Kolaborasi Jaga Danau Toba

admin - Selasa, 08 Juli 2025 19:09 WIB
Konferensi Internasional Geowisata Toba Resmi Dibuka, Gubernur dan Menpar Tekankan Kolaborasi Jaga Danau Toba
Konferensi Internasional Pertama Destinasi Geowisata Kaldera Toba UNESCO Global Geopark 2025 resmi dibuka di Hotel Khas Parapat, Kabupaten Simalungun, Selasa (8/7/2025).

SAMOSIR -Konferensi Internasional Pertama Destinasi Geowisata Kaldera Toba UNESCO Global Geopark 2025 resmi dibuka di Hotel Khas Parapat, Kabupaten Simalungun, Selasa (8/7/2025). Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Pariwisata RI Widiyanti Putri Wardhana dan peluncuran logo baru Toba Caldera UNESCO Global Geopark oleh Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution.

Acara ini turut dihadiri oleh Bupati Samosir Vandiko T. Gultom beserta jajaran, antara lain Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Tetty Naibaho, Kadis Kominfo Immanuel Sitanggang, dan Kaban Bappedalitbang Rajoki Simarmata, serta para kepala daerah se-kawasan Danau Toba dan akademisi.

Gubsu Ajak Seluruh Kepala Daerah Bersatu Jaga Warisan Alam Toba

Dalam sambutannya, Gubernur Sumut Bobby Nasution mengajak seluruh bupati di kawasan Danau Toba untuk menyatukan semangat dan kebijakan dalam upaya revalidasi Geopark Kaldera Toba agar kembali meraih kartu hijau (green card) dari UNESCO.

"Saya minta semangat dan tekad seluruh bupati harus sama. Meskipun kegiatan ini dirancang tahun lalu, saya percaya kepala daerah punya komitmen untuk memenuhi standar UNESCO sebagai warisan bumi," ujar Bobby.

Bobby juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata atas terselenggaranya konferensi ini yang dinilai sangat strategis dalam mengakselerasi perbaikan pengelolaan kawasan geopark, mengingat saat ini status Kaldera Toba masih yellow card (kartu kuning).

Ia menekankan pentingnya pemenuhan tiga aspek utama dalam pengelolaan geopark: geologi, warisan budaya, dan pemberdayaan masyarakat lokal.

"Kita diberi anugerah luar biasa oleh Tuhan berupa Danau Toba. Menjaga dan melestarikannya adalah tanggung jawab kita bersama, agar bisa diwariskan ke generasi berikutnya," tegasnya.

Lebih lanjut, Bobby menambahkan bahwa pengelolaan yang baik tak hanya menyangkut konservasi, tetapi juga menopang kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Menteri Pariwisata RI Widiyanti Putri Wardhana menekankan bahwa pengelolaan pariwisata tidak hanya mengandalkan infrastruktur fisik, tetapi juga harus berbasis pengetahuan, narasi budaya, dan inovasi lokal.

"Forum ini penting sebagai tempat ide tumbuh menjadi aksi nyata. Status Geopark bukan sekadar perlindungan, tetapi juga peluang untuk membuka ruang pembelajaran dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan," ujarnya.

Menpar juga menyoroti tiga pilar utama UNESCO Global Geopark yang harus dipahami dan diterapkan: perlindungan, edukasi, dan pengembangan berkelanjutan.

"Melalui geowisata, kita bisa mendorong inovasi lokal, membuka lapangan kerja, dan menciptakan peluang ekonomi baru tanpa mengorbankan nilai alam maupun budaya," tegas Widiyanti saat secara resmi membuka konferensi.

Turut hadir dalam konferensi ini sejumlah tokoh penting di kawasan Danau Toba, antara lain:GM Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Global Geopark, Azizul Kholis,Kepala BPODT (Badan Pelaksana Otorita Danau Toba), Jimmy Bernando Panjaitan,

Bupati Simalungun, Anton Saragih,Bupati Toba, Effendy Napitupulu,Bupati Pakpak Bharat, Franc B. Tumanggor,

Serta perwakilan akademisi dan kepala daerah dari tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba.

Konferensi ini menjadi momentum konsolidasi lintas sektor untuk memperkuat kerja sama dan sinergi dalam mengembangkan geowisata berbasis pelestarian alam dan budaya, sekaligus menjawab tantangan dalam proses revalidasi status geopark global oleh UNESCO.(jns)

Editor
: editor
SHARE:
 
Tags
 
Komentar
 
Berita Terbaru