TAPSEL– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan (Tapsel) di bawah kepemimpinan Bupati H. Dolly Pasaribu, SPt, MM menjadi salah satu Kabupaten yang lolos dari 30 daerah pada tahapan penjurian self-assessment untuk penghargaan Anugerah Tangguh Adhiwirasana. Adapun 30 daerah tersebut 12 untuk tingkat provinsi, 9 kabupaten dan 9 kota se-Indonesia.
” Prestasi ini merupakan wujud kerjasama dan kerja keras kita semua dalam penanganan penyebaran Covid-19,” ungkap Bupati usai mengikuti sosialisasi teknis bersama 30 besar penerima Anugerah Tangguh Adhiwirasana dengan Tim Juri secara virtual di eks. Kantor Bupati Tapsel, Kota Padangsidimpuan, Rabu (27/10/2021).
Selanjutnya Bupati menyampaikan, bahwa penghargaan tersebut hanya diberikan kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang telah menunjukkan kinerja unggul dalam penanggulangan bencana non-alam (Covid-19) di daerahnya.
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Tapsel tergabung dari 30 daerah yang terdiri dari 12 provinsi, 9 kabupaten, dan 9 kota. Artinya Kabupaten sudah lolos diantara 514 kabupaten kota yang ada di Indonesia. Selanjutnya Pemkab Tapsel akan mengikuti tahapan penjurian berupa sesi wawancara, Kamis (28/10/2021).
Dolly menyebut penghargaan tersebut merupakan bukti nyata kesabaran, kepatuhan dan keikutsertaan masyarakat Tapsel dalam menekan penyebaran Covid-19.
“Kita berharap kekompakan dan sinergi selalu terjaga, baik dengan unsur Forkopimda, para alim ulama, pemangku kepentingan terkait dan seluruh masyarakat dalam upaya penanganan, dan pengendalian Covid-19,” harap Bupati yang didampingi Kalaksa BPBD, Kaban Kesbangpol dan Kadis PMPTSP.
Adapun acara Anugerah Tangguh Adhiwirasana rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 10 November 2021 yang akan dianugerahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Sementara itu Ketua Dewan Juri Anugerah Tangguh Adhiwirasana, Dr. Wahyu Tri Setyobudi menjelaskan, Anugerah Tangguh Adhiwirasana adalah penghargaan yang diberikan oleh BNPB kepada pihak-pihak yang dinilai berhasil dalam melaksanakan upaya penanganan kebencanaan. Ada dua kategori dalam penghargaan ini, yaitu Wira Sandya Laksana dan Wira Dipta Laksana.
“Tim dewan juri memilih dan menetapkan 30 daerah yang unggul dari hasil aspek-aspek kualitatif dengan metode penilaian kuesioner self-assessment, dengan kriteria penilaian (terkait dengan) inisiatif inovasi dalam penanganan kesehatan, pemulihan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan sosial,” katanya.
“Seluruh nilai dapat dipertanggungjawabkan karena berlandaskan data-data dan bukti yang disediakan daerah dan tim panelis penilai yang sudah berpengalaman menilai di ajang serupa lainnya,” tambahnya.
Integritas dalam proses penjurian, lanjut Wahyu, juga sangat diutamakan. Sebagai gambaran, satu daerah tidak hanya dinilai oleh satu panelis, tetapi beberapa orang sekaligus. Hal ini untuk menjamin objektivitas penilaian. Meski demikian, Wahyu menegaskan daerah yang belum lolos bukan berarti tidak baik dalam penanganan bencana pandemi Covid-19 di daerahnya.
Sebab, kata dia, daerah-daerah yang berhasil lolos tahapan penjaringan pertama, pada dasarnya sudah menunjukkan kualitas penanganan pandemi yang baik. “Hanya, sebagai catatan ke depan, perlu adanya pengembangan kembali terkait penulisan yang lebih sistematis mengenai inovasi dan inisiatif yang dilakukan di daerah,” ujar Wahyu.
“Maka Jangan khawatir karena acara seperti ini akan ada lagi, sehingga pengalaman dan hasil yang sekarang dapat menjadi evaluasi dalam mengikuti ajang serupa di masa depan.” (Irul Daulay)