Air Limbah PT Virco Rusak Tanaman, Warga Keluhkan Asap dan Kebisingan Pabrik

P.SEDIMPUAN – Air limbah perusahaan PT Virco yang memproduksi karet di Padang Sidempuan dikeluhkan puluhan warga di lingkungan perusahaan, Rabu (26/1/2022).

Bukan hanya air limbah, warga pun keberatan terhadap suara kebisingan dan asap yang kerap ditimbulkan pabrik karet itu.

Tampak saluran air limbah yang di keluarkan pabrik begitu mengering dan kehitam-hitaman. Asap pun saat pabrik beroperasi membumbung tinggi serta mengitari lingkungan sekitar.

Lalu kebisingan pabrik juga mengganggu pendengaran warga yang mayoritas petani.

Pabrik PT Virco saat mengeluarkan asap yang menggangu pernapasan warga sekitar.

PT Virco yang berlokasi di jalan Tapian Nauli Kelurahan Aek Tampang Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Padang Sidempuan juga mengakibatkan pernapasan warga terganggu.

“Dari dulu kita sudah merasa keberatan dengan kebisingan dan asap yang sehari-sehari kita hirup dari pabrik karet PT Virco. Tapi apa daya kita,” keluh Regar (70) Rabu (26/1/2022) yang tinggal dekat pabrik.

Kata Regar, sudah 30 tahun mereka menghirup asap dari pabrik tersebut. Bahkan setiap siang hari ia harus rela mendengarkan kebisingan yang ditimbulkan mesin pabrik.

Bukan itu saja, air sumur milik Regar pun tak bisa lagi di konsumsi karena banyak minyak akibat dari limbah pabrik.

Dikatakannya, lantaran keberadaan perusahaan pabrik itu sangat menggangu, dulu mereka pernah mendatangi dan menemui Humas PT Virco.

Alhasil, mereka ketika itu hanya mendapat kompensasi berupa air yang di salurkan pabrik melalui pipa kecil serta uang senilai Rp800 ribu pertahun. Itupun hanya Regar yang menerima.

“Kami dulu sudah pernah menjumpai humas PT.Virco itu, dan sekarang sudah meninggal dunia, tapi percuma saja, dari pihak Pemko (Pemko PSP) saja tak berdaya, apalagi kita,” pungkasnya.

Diakui Regar, kompensasi yang diberikan PT Virco saat itu terpaksa di terima dari pada tidak ada sama sekali, itupun hanya untuk keluarga (rumah) nya saja. Rumah yang lain tidak ada.

“Mau gimana lagi, kompensasi kita terima dari pada sama sekali tidak ada pak, itupun hanya untuk satu rumah saja, kalau rumah yang lain ngak ada,” tandasnya.

Sementara, warga lain seorang petani disekitar pabrik, Bayo lubis kepada jelajahnews.id mengatakan, air limbah PT Virco yang menggenangi tanaman miliknya dulu juga rusak parah dan gagal panen.

Kata Bayo, lantaran air limbah pabrik merusak tanamannya, ia terpaksa harus membuat system buka tutup aliran air yang mengarah ke tanaman miliknya.

Artinya, saat pabrik sedang memasak karet maka aliran air ia tutup. Lalu saat pabrik tidak memasak karet dibuka kembali aliran airnya, begitu seterusnya.

“Dulu tanaman saya rusak gara-gara air limbah pabrik karet itu, sekarang saya tutup airnya kalau mereka lagi masak karet, tapi kalau mereka nggak masak lagi baru aku buka aliran air nya,” ujar Bayo Lubis kebunnya tak jauh dari pabrik.

Kemudian, kru media mencoba mendatangi kantor PT Virgo guna melakukan konfirmasi terhadap keluhan warga sekitar pabrik.

Lantaran Humas PT Virgo sudah alamarhum, Security yang bertugas mengarahkan wartawan untuk menemui langsung kepada Manager perusahaan. Ketika diminta nomor HP Managernya Security enggan memberikan.

“Bapak langsung saja jumpai Manager kita pak, tapi saat ini Manager lagi di Medan pak,” elak Security. (SJN/Irul)