Sabtu, 23 Agustus 2025 WIB

Dugaan Sodomi Anak SD di Sidimpuan: Pelaku Belum Ditahan, Keluarga Korban Curiga Ada 'Orang Dalam'

Irul Daulay - Jumat, 22 Agustus 2025 15:52 WIB
Dugaan Sodomi Anak SD di Sidimpuan: Pelaku Belum Ditahan, Keluarga Korban Curiga Ada 'Orang Dalam'

P.SIDIMPUAN | Jelajahnews.id - Sebuah kasus dugaan sodomi terhadap seorang bocah laki-laki SD di Padangsidimpuan memicu keresahan dan pertanyaan dari keluarga korban.

Meskipun terduga pelaku telah dilaporkan, hingga kini ia masih bebas. Situasi ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada campur tangan "orang dalam".

Penyelidikan Masih Berlangsung, Terduga Pelaku Bebas

Baca Juga:

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim), AKP Hasiholan Naibaho, membenarkan bahwa terduga pelaku, MH, belum ditahan, sebab kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.

Polisi telah memeriksa MH, namun terduga pelaku membantah semua tuduhan.

"Pelaku belum kami tahan karena masih proses lidik," ujar AKP Hasiholan pada Jumat,( 22/08/ 2025).

Ia menambahkan bahwa mereka masih menunggu hasil visum korban dan akan melakukan penangkapan jika bukti sudah kuat.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa kasus dugaan pencabulan ini akan tetap diproses secara serius.

"Bila bukti sudah terbukti kuat, kami akan segera melakukan penangkapan," tegas AKP Hasiholan

Yang mengejutkan, MH juga membuat laporan balik atas dugaan pemukulan yang dilakukan oleh ayah korban.

Keluarga Korban Kecewa dan Khawatir

Penjelasan polisi ini tidak diterima baik oleh keluarga korban. Sebab, dikhawatirkan pelaku lolos dari jerat hukum dengan berdamai.

Ayah korban, Bayo Lubis, mempertanyakan mengapa pelaku belum ditahan, padahal ia mengklaim sudah ada pengakuan anaknya dan saksi. Ia bahkan curiga ada 'orang dalam' yang melindungi MH.

"Apa karena ada keluarga pelaku yang merupakan 'orang dalam' di Polres?" tanya Lubis.

Menurut pengakuan anaknya, pelaku sudah sering melakukan perbuatannya, bahkan hingga seminggu sekali.

Penderitaan Korban dan Ancaman Amukan Massa

Baca Juga:

Kisah pilu dialami korban, RAL, yang diduga menjadi sasaran pelaku sejak kelas 2 SD hingga kini di kelas 4 SD. Kasus ini terbongkar karena korban selalu ketakutan setiap kali diantar ke sekolah, yang ternyata berdekatan dengan rumah pelaku.

Bayo Lubis juga menyuarakan kekhawatiran akan kemarahan warga. Ia takut amukan massa akan terjadi jika penahanan pelaku terus ditunda.

"Masyarakat sudah geram... Jangan sampai pelaku diamuk massa hingga berujung kematian. Kalau sudah begitu, siapa nanti yang mau bertanggung. jawab?" tegasnya. (JN-Irul)

Editor
: Irul Daulay
SHARE:
 
Tags
 
Komentar
 
Berita Terbaru