MEDAN – Wali Kota Medan Bobby Nasution mengajak semua pihak, termasuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, untuk bersama-sama menangani permasalahan ekonomi yang merupakan dampak dari pandemi Covid-19.
Ajakan ini disampaikannya saat memberi sambutan dalam acara kunjungan kerja Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mahmud Mattalitti dengan Kesultanan Deli di Istana Maimun Medan, Kamis (25/11/2021) malam.
Turut hadir dalam pertemuan itu antara lain Gubsu Edy Rahmayadi diwakili Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Zumri Sulthony, Ketua Umum Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Edy Wirabumi, para raja, sultan, kepala adat yang tergabung dalam MAKN, mewakili Kesultanan Deli O.K. Saidin, para datuk empat suku, Ketua PMI Sumut Rahmat Shah, dan Kadis Kebudayaan Medan O.K. Zulfi.
Bobby Nasution mengatakan, pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, namun jugaperekonomian. Menurutnya, dibutuhkan percepatan penuntasan masalah perekonomian agar tidak menjadi krisis sosial.
“Kami ajak semua pihak untuk menangani persoalan ekonomi yang merupakan dampak dari pandemi Covid-19 ini, termasuk DPD RI,” ucap Bobby Nasution.
Saat itu, Bobby Nasution juga menyampaikan, selama empat hari dalam sepekan terakhir ini, tidak ada penambahan kasus konfirmasi Covid-19 di Medan. Memang, lanjutnya, dalam dua hari terakhir ditemukan kasus, namun jumlahnya di bawah angka lima.
“Ini tidak akan membuat kita lengah. Kita terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” sebut Bobby Nasution.
Dia juga menyampaikan, Pemko Medan juga berkomitmen melestarikan kekayaan adat etnis di Medan yang beragam. Salah bentu komitmen itu adalah mewajibkan seluruh ASN di Pemko Medan mengenakan baju adat Sumut setiap hari Jumat.
“Ini merupakan bentuk komitmen dan dukungan kami terhadap adat istiadat etnis yang ada di Medan,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan, Kesultanan Melayu Deli telah memberikan banyak sumbangsih untuk Indonesia dan dunia.
Dia mengatakan, sumbangan yang paling jelas dari Kesultanan Melayu Deli adalah bahasa Melayu, yang digunakan sebagai bahasa nasional Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, serta beberapa negeri Melayu lainnya.
“Begitu juga sistem pemerintahan kerajaan yang bersumber dari Bustanussalatin, menjadi panduan bagi Kesultanan-Kesultanan Islam di seluruh Nusantara. Termasuk pakaian adat Melayu seperti peci, songkok atau kopiah, menjadi bagian dari pakaian nasional kita,” kata LaNyalla.
Peradaban Melayu Deli juga menghasilkan ikon-ikon budaya, terutama Istana Maimun dan Masjid Raya Al-Mansun. Kedua bangunan bersejarah ini adalah bukti kebesaran serta keberadaan peradaban Melayu Deli di Sumatera Utara.
Selain itu, lanjutnya, sistem integrasi masyarakat yang heterogen dan majemuk juga disumbangkan oleh peradaban Melayu Deli bagi sistem integrasi masyarakat secara nasional atau dunia Melayu yang lebih luas.
“Sungguh luar biasa sumbangsih peradaban Kesultanan Deli. Artinya, peradaban unggul Kesultanan yang berdiri sejak tahun 1632 ini, tercatat dalam sejarah dunia,” ujarnya.
Sumbangsih dan dukungan konkret Kerajaan Nusantara, sangat penting dalam proses lahirnya NKRI. Oleh karena itu, Lanyalla menyebut Kerajaan dan Kesultanan Nusantara adalah salah satu pemegang saham utama negeri ini.(FP)