SIBOLGA| Jelajahnews – Meninggalnya seorang tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sibolga titipan dari Pengadilan Negeri Sibolga dicurigai tidak wajar itu berita keliru.
Hal itu dibantahkan oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Sibolga, Samuel Siregar pada awak media, Senin (27/01/25).
Diketahui tahanan tersebut yakni Santri Solihin (29) Warga Jalan IV, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga kasus Narkotika diberitakan meninggal tidak wajar dengan adanya bekas lebam pada tubuh lembah dan mulut berbusa.
Diceritakan KPLP Lapas Sibolga, Samuel Siregar menjelaskan, awal meninggalmya korban seusai sholat jum’at, masih dalam keadaan sehat ngobrol dan makan bersama Warga Binaan Permasyarakatan.
“Setelah sholat Jum’at, dia bersama kawan kawan, terus makan siang sama kawan kawan, terus mereka ngobrol bersama kawan-kawannya, terus dia sesak dibawa ke klinik, kejadiannya seperti itu. Saya lihat tidak ada lebam ditubuhnya, dan pihak kllinik tidak ada menyebutkan ada yang janggal atas kematian korban,” jelas Samuel.
Disinggung terkait pemberitaan yang mana pihak keluarga korban merasa janggal atas kematian korban, Samuel menyebutkan itu sah-sah saja. Namun ia menegaskan bahwa itu berita keliru.
“Itu tidak benar dan berita yang keliru. kita sudah serah terima dengan pihak keluarga dan disaksikan oleh pihak yang menahan, yaitu pengadilan. Bila ada masalah pasti pihak pengadilan atau pihak keluarga membuat surat keberatan atau pengaduan, namun hingga saat ini belum ada kita terima surat keberatan,” tegas Samuel.
Merasa Janggal Tubuh Korban Lembam, Mulut Berbuih dan Dubur Bedarah
Diberitakan sebelumnya, kematian Santri Solihin (29) warga Jalan IV, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga dinilai tidak wajar. Pasalnya, pihak keluarga korban menemukan banyak kejanggalan dibagian tubuh dan mulut korban.
Menurut Risman, kematian Santri belum sepenuhnya diterima pihak keluarga. Sebab, banyak sekali kejanggalan yang mereka dapatkan, yakni bagian dada, leher, rusuk, dan bagian telinga korban diduga lebam.
“Setelah sampai dirumah duka, kami memeriksa tubuh korban, sejumlah bagian tubuhnya lebam, yang lebih anehnya dan membuat kecurigaan kami semakin kuat, dari mulut korban ini terus mengeluarkan buih dan mengeluarkan darah dari dubur,” papar Risman, Sabtu (25/01/25).
Risman menduga adanya tindak kekerasan yang dialami korban di Lapas Kelas IIA Sibolga, dan juga dugaan keracunan makanan.
“Kami menduga adanya kekerasan yang dialami keluarga kami ini, dan diduga sengaja diracun, sebab kecurigaan kami itu dikarenakan dari mulut korban mengeluarkan buih dan darah dari dubur. Jelas ini kematian yang sangat tidak wajar” ungkap Risman.
Walau demikian, sesuai syariat agama, pihak keluarga tetap mengkebumikan korban dan berencana akan melaporkan ke pihak berwajib kejadian tersebut.
“Kami selesaikan dulu pemakaman dan selanjutnya kasus ini akan kami bawa keranah hukum. Kami ingin mengetahui secara jelas penyebab kematian keluarga kami, apa motif dibalik ini semua,” tegasnya.
Risman mengakui, bahwa korban memang bersalah karena tersandung kasus narkotika, namun korban juga manusia yang mendapatkan hak yang sama di NKRI.
“Kalau dugaan kami ini nanti benar, kami jelas tidak terima, kenapa ini harus diperlakukan kepada keluarga kami, apakah ada pesanan dari pihak lain?, dan pengawasan di Lapas Sibolga minim, atau sengaja dilakukan pembiaran oleh pihak lapas sehingga terjadi korban jiwa?, kita tunggu hasil dari pihak lapas untuk mengutarakan apa sebab, apa penyakit, dan motif kematian keluarga kami ini,” katanya. (JN-Tim)