Marwan Dasopang Reses di Ponpes Al-Ansor, Serap Aspirasi Dunia Pendidikan Islam

P.SIDIMPUAN | Jelajahnews – Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang melaksanakan giat reses di pesantren Al-Ansor Desa Manunggang Julu, Kec. P.Sidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan, Selasa (17/06/25).

Kegiatan reses ini dimulai sejak pukul 16:00 WIB, diawali dengan doa bersama dan sambutan dari tokoh masyarakat serta pimpinan pesantren.

Dalam kunjungan tersebut, Marwan berdialog langsung dengan para pengasuh pesantren dan para santri guna menyerap aspirasi terkait pendidikan agama islam.

Suasana reses berlangsung hangat dan penuh antusiasme dihadiri oleh Rektor UIN Syahada Psp Dr. H. Muhammad Darwis Dasopang, M.Ag, Ketua Yayasan Ponpes H. M. Soman Daulay, Umar Halomoan Daulay, dan para santri.

Pendiri Ponpes Al-Ansor, H. Sahdi Ahmad Lubis, mengapresiasi kehadiran Marwan Dasopang yang memilih pondok pesantren sebagai lokasi reses.

“Kami merasa diperhatikan. Ini menjadi semangat baru bagi kami untuk terus berkontribusi mencetak generasi bangsa yang berakhlak dan berkarakter,” ucapnya penuh haru.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padangsidimpuan, Dr. H. Erwin Kelana Nasution, MA, juga menyampaikan pandangannya terkait kegiatan ini.

Ia menilai bahwa menjadikan pesantren sebagai tempat reses merupakan langkah strategis untuk menguatkan komunikasi antara legislatif dan lembaga pendidikan Islam.

“Ini bukan hanya seremonial, tetapi bentuk kepedulian dan penguatan nilai-nilai moral serta peran pesantren dalam membina umat,” katanya.

Marwan Dasopang dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan reses merupakan agenda konstitusional anggota dewan untuk menjalin dialog langsung dengan masyarakat.

Ia menyatakan bahwa pesantren memiliki posisi strategis dalam membentuk karakter dan moral generasi bangsa.

“Reses ini bukan hanya untuk menyampaikan laporan, tapi juga menyerap kebutuhan dan mendengar aspirasi nyata dari masyarakat. Termasuk dari lembaga pendidikan Islam seperti pesantren,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa dukungan terhadap dunia pesantren harus melampaui batas-batas struktural di parlemen.

“Kalau tidak bisa saya bantu di Komisi VIII, saya akan teruskan ke rekan saya di komisi lain. Karena kebutuhan masyarakat tidak boleh dibatasi oleh urusan birokrasi,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, reses juga diisi dengan pemaparan singkat oleh Anggota Badan Pelaksana BPKH RI, Arif Fauzan, mengenai pengelolaan dana haji dan edukasi publik.

Meski bukan agenda utama, informasi tersebut disampaikan sebagai bentuk literasi keuangan umat berbasis syariah.

“Kami ingin para santri dan pengelola pesantren paham bahwa dana umat dikelola secara profesional, transparan, dan bermanfaat untuk publik,” ujarnya.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama, tausiah singkat, dan harapan agar hasil reses ini dapat ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan atau program nyata.

Dengan terselenggaranya reses ini, diharapkan Pondok Pesantren Al-Ansor makin diperkuat sebagai pusat pendidikan Islam yang berperan aktif dalam pembangunan moral dan spiritual masyarakat Kota Padangsidimpuan. (JN-Irul)