TAPSEL – Pemukulan terhadap seorang Panitia Penyelenggara Bulan Ramadhan bernama Safrizal Hariyansyah, diduga dianiaya staf Kantor Camat Sayurmatinggi, Tapanuli Selatan berujung ke kantor Polisi, Selasa (29/3/2022).
Camat Sayurmatinggi, Henrico Fermi Btr ketika dikonfirmasi juga membenarkan insiden tersebut, dan terjadi secara spontanitas tanpa ada suruhan dari siapapun.
“Iya benar, itu spontanitas dari staf Kantor Camat kejadiannya, karena staf merasa tidak menghargai apa yang saya sampaikan,” katanya via WhatsApp, Selasa (29/3/2022) sekitar pukul 19.13 WIB.
Henrico juga menyebutkan, bahwa pihaknya bersedia memberikan penjelasan mengenai persoalan itu jika korban sudah membuat laporan kekepada polisi.
“Iya, saya siap memberikan penjelasan terkait persoalan tersebut. Kalau mereka sudah melapor ke pihak kepolisian, pemerintah kecamatan siap memberikan penjelasan terhadap persoalan itu.” tandasnya.
Henrico, menceritakan bahwa kejadian itu berawal saat pemuda setempat yang tergabung dari beberapa lingkungan akan menyelenggarakan kegiatan penyambutan bulan suci ramadhan.
“Saya dengar pemuda disini akan menyelenggarakan kegiatan penyambutan bulan suci ramadhan, Namun, saya lihat lingkungan 4 tidak diikut sertakan dalam kegiatan itu,” paparnya.
Setelah mendengar informasi itu, ia langsung memanggil 5 Kepala Lingkungan (Kepling) untuk datang ke Kantor untuk meminta penjelasan, kenapa tidak semua lingkungan diikut sertakan dalam kegiatan penyambutan bulan suci ramadhan tersebut.
“Saya tanya kepling 4, kenapa lingkungan 4 tidak diikutsertakan dalam kegiatan itu, coba panggil panitia penyelenggara dan ketua NNB untuk datang ke kantor,” pintanya.
Safrizal Hariyansyah dan Ketua Naposo Nauli Bulung datang dan Camat langsung meminta penjelasan. “Kami membuat kegiatan ini memang tidak mengundang lembaga lain, kalau mereka mau ikut kami persilahkan,” ujar Safrizal di hadapan Camat Sayurmatinggi.
Menanggapi jawaban dari Safrizal, Henrico memberikan saran, agar setiap kegiatan yang akan di selenggarakan para pemuda untuk koordinasi terlebih dahulu, baik kepada kepling atau pemerintah kecamatan.
“Kata pemuda itu, mereka gak pernah diajari untuk koordinasi kepada kepling atau pemerintah kecamatan, soalnya NNB ini di bawah naungan masyarakat,” ungkap Safrizal.
Safrizal juga menuturkan, melihat situasi semakin memanas dan untuk menghindari agar suasana tetap kondusif, Ia berdiri ingin meninggalkan kantin. Namun tindakannya diduga membuat oknum camat tersebut tersinggung dan mengatakan.
“Hey hargai aku, aku camatmu” kata Camat. (Irul/bersambung)