Proyek Siluman? Pekerjaan Jalan Tani Sitaratoit Tapsel Diduga Di Mark-Up

TAPSEL| Jelajahnews – Proyek rabat beton Dinas Pertanian yang berada di Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan diduga proyek siluman jadi Ladang Korupsi atau di Mark Up, Kamis (09/12/24).

Pasalnya, proyek tersebut tidak ditemukan pemasangan plank nama proyek sesuai amanah Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 wajib memasang papan nama proyek.

Dari temuan investigasi tim media, Selasa (17/12/24) siang hari, penghamparan cor semen rabat beton di Desa Sitaratoit tersebut disinyalir dugaan proyek bermutu rendah dan tidak sesuai standar konstruksi.

Hal ini akan berpengaruh pada ketahanan pembangunan rabat beton yang akan cepat rusak, sehingga terkesan asal kerja dan fisik proyek yang ada sudah pada retak-retak terkesan tak berkualitas.

Diketahui, nama pekerjaan proyek Pembangunan Jalan Usaha Tani Sitaratoit Lubuk Raya Tapsel, unit kerja Dinas Pertanian Tapsel dengan harga penawaran sementara Rp 120.000.000 dari APBD tahun 2024.

 

PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) proyek tersebut Syahriful Mahya dan pejabat pelaksana teknis yakni, Muharram, SP yang saat ini menjabat sebagai Kabid Sarana dan Prasarana di Dinas Pertanian Tapsel.

Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Penyambung Lidah Rakyat Tabagsel, P.Harahap yang juga ikut meninjau ke lokasi proyek tersebut mengakibatkan, bahwa proyek yang di kemas Dinas Pertanian menduga pengawasannya tidak jelas.

Selain itu ia menduga, dalam proyek ini adanya indikasi permainan dari oknum PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dengan pemenang proyek dan tender rabat beton jalan usaha tani Sitaratoit Lubuk Raya Kec. Angkola Barat Tapanuli Selatan tahun 2024.

Disebutkannya, proyek aliran dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kab. Tapsel tahun 2024 yang dikelola Dinas Pertanian Tapsel nampak jelas adanya indikasi tak berkualitas dari ketebalan rabat beton sangat tak memenuhi syarat.

Dari sisi kiri dan kanan proyek rabat beton terlihat jelas berongga dan mudah terkelupas yang diduga bahan semen kurang sehingga tidak kuat untuk menahan beban kendaraan apalagi memuat hasil dari kebun petani.

Terpisah disampaikan narasumber yang enggan disebutkan namanya pada, Sabtu (05/02/22), sangat bersyukur atas proyek jalan petani dari pemerintah daerah tersebut. Namun, ia sangat meragukan ketahanannya yang terlihat rapuh dan dikhawatirkan akan rusak parah saat pada masa musim hujan.

Ketika ditanya sudah beberapa kali diketahui pengawas proyek datang meninjau pekerjaan jalan rabat beton, warga tersebut menyatakan sudah 2 kali mulai dari pekerjaan sampai selesai.

Kepala Desa Sitaratoit, Mansyur Rambe, mengaku bersyukur atas pembangunan jalan tersebut karena akan mempermudah akses masyarakat ke lahan pertanian mereka. Namun, dia menegaskan hanya bertugas mengawasi pelaksanaan proyek di desanya tanpa campur tangan dalam teknis pengerjaan.

Lebih lanjut, indikasi lemahnya pengawasan tak lepas dari dugaan praktik suap yang melibatkan pihak Dinas Pertanian. Anggaran konsultansi perencanaan dan pengawasan yang dipercayakan kepada salah satu perusahaan penyedia jasa diduga menjadi sumber persoalan.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Henry Hamdani Hasibuhan S.P. ketika dikonfirmasi langsung awak media membenarkan, bahwasanya pengawas proyek tersebut hanya tiga kali mulai dari awal pengerjaan.

“Pas mai, inda mungkin ro halai setiop hari (Paslah itu, tidak mungkin mereka datang setiap hari) karena lokasinya jauh,” ucapnya. (JN-Irul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *