Madina– Ratusan guru honorer geruduk Kantor Bupati Madina di kompleks Perkantoran Pemkab Madina Paya Loting Panyabungan nyaris Ricuh, Rabu (27/12/2023).
Pasalnya, guru honorer ini dinyatakan kalah dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meresa dicurangi, oleh sebab itu mereka langsunh mendatangi kantor bupati Madina.
Dalam aksi itu terjadi saling dorong antara massa dan pihak polisi pamong praja (Sat PP) yang dibantu oleh pihak kepolisian Polres Madina.
Disebabkan aksi saling dorong itu massa tak tahan menanti kedatangan wakil bupati madina untuk menyahuti aspirasi mereka sehingga massa mencoba menerobos masuk untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Aspirasi itu mereka sampaikan, sebab yang mana kata mereka sudah dizolimi dan teraniaya karena adanya dugaan kecurangan dalam penerimaan seleksi PPPK di kabupaten Madina baru-baru ini mereka ikuti.
Bahakan salah satu demonstran menyebutkan didepan kantor bupati madina akan tidak memilih caleg yang mengikuti pemilu 2024 nanti jika tuntutan mereka tidak dikabulkan oleh pemerintah, apakah mereka menyindir istri bupati Madina Elly Maharani Lubis yang saat ini nyaleg DPR-RI dari PKB di dapil Sumut II yang termasuk kabupaten Madina daerah pemilihnya.
“Ingat bapak-ibu yang ikut nyaleg di Februari 2024 maka kita pastikan untuk tidak memilihnya, setuju! Kawan-kawan,” kata sang kordinator aksi sambil mengajak maju menuju masuk kantor Bupati Madina.
Tak lama kemudian, wakil bupati Madina Atika Utammi Nasition mendatangi massa didampingi kadis Pendidikan Madina Dollar Hafrianto dan kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Abdul Hamid Nasution dan beberapa pejabat utama lainnya seperti Alamulhaq Daulat Sekda Kabupaten Madina.
Dalam tanggapan Atika, menurutnya pihaknya sudah cukup peduli kepada para guru honorer bahkan ia mengeluarkan surat bupati Madina yang belum ditanda tangani yang isinya memperjuangkan hak guru honorer yang akan dikirim ke KemenPAN RB.
“Mohon maaf kepada bapak bupati surat ini sudah saya paraf dan saya bacakan di depan para guru-guru dan surat ini akan kita kirim ke MenPAN RB,” ujarnya.
Namun setelah pemaparan yang dijelaskan oleh Atika Wakil bupati Madina para guru honorer atau massa demonstran itu sepontan bersorak sambil mengatakan mereka tidak butuh kata-kata akan tetapi massa menuntut pemerintah daerah Madina membatalkan nilai Seleksi Kompetensi Tekhnis Tambahan (SKTT) itu dikarenakan menurut massa itu ada kecurangan.
“Alah kami tidak butuh nasehat apalagi teori kami butuh kepastian, batalkan pengumuman PPPK dan nilai SKTT karena itu hak penuh pemkab.. Huuuuu! ” kata massa.
Setelah berliku-liku menjelaskan Atika juga menyebut dirinya sangat sakit hati atas bully an para massa sehingga dirinya memberikan microphone kepada salah satu pejabat pemkab Madina Sahnan Pasaribu Asisten di pemkab Madina untuk menjawab satuan massa.
Kemudian mereka meninggalkan massa dan massa pun tetap bertahan didepan kantor bupati Madina sambil makan siang karena menurut mereka penjelasan yang diberikan Atika dan pejabatnya itu tidak masuk akal sehingga mereka sepakat menunggu penjelasan langsung dari Muhammad Ja’far Sus khairi Nasution Bupati Madina.
Hingga berita ini dibuat, Massa tetap bertahan didepan kantor bupati Madina menunggu kedatangan Bupati Madina untuk memberikan penjelasan kepada massa tersebut. (JN-Irul)