MEDAN – Apel akbar kesiapsiagaan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang diikuti ratusan peserta dari TNI/Polri dan stakeholder digelar di Apron Carli Lanud Soewondo Medan, Jumat (12/8/2022).
Apel yang dihadiri Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan bahwa apel kesiapan Karhutla ini merupakan suatu tahapan penting untuk mengingatkan kembali perlunya upaya memelihara kelestarian hutan dan lahan yang ada di Sumatera Utara.
Dikatakan Edy, Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia ketiga setelah Brazil dan Konggo yang menunjukkan bahwa upaya menjaga kelestarian hutan dan lahan merupakan bagian dari upaya pelestarian dunia.
“Melalui kegiatan ini diharapkan untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, TNI/Polri dan seluruh instansi terkait lainya dan organisasi pecinta lingkungan,” kata Edy Rahmayadi dalam sambutannya.
Berdasarkan data yang ada pada semester pertama tahun 2022 terdapat 206 hotspot dan 156 kejadian kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Utara. Hal tersebut mengalami peningkatan 36 titik bila dibandingkan dengan semester satu tahun 2021.
Jumlah hotspot tersebut juga mengalami peningkatan cukup signifikan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dimana bulan Juni 2022 terdapat 14 hotspot sementara bukan Juli 2022 terdapat 146 titik hotspot atau mengalami kenaikan 942 persen.
Wilayah hotspot tersebut terbanyak dari periode Juni dan Juli adalah Kabupaten Tapanuli Utara 37 titik, Tapanuli Tengah 23 titik dan Labuhan Batu 20 titik, Kabupaten Toba 18 titik dan Kabupaten Tapanuli Selatan 5 titik.
”Peningkatan hotspot yang cukup tinggi terjadi dalam kurun waktu beberapa hari terakhir dimana terdapat 212 titik api yang tersebar di wilayah provinsi Sumatera Utara untuk berode 1 hingga 9 Agustus 2022,” ujar Gubsu.
Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak kepada awak media usai apel mengatakan bahwa dari 436 kasus yang kita temukan dengan menggunakan satelit dan alat-alat canggih yang ada di Polda Sumatera Utara.
Dari 436 titik api tersebut setelah dikonfirmasi dan dicek ada 315 yang benar-benar ada titik apinya dengan klasifikasi low, modle dan high. Dari jumlah kasus tersebut pihaknya sudah melakukan penegakan hukum pada masyarakat.
“Penegakan hukum tersebut adalah alternatif terakhir karena banyak kasus dilakukan dengan sengaja oleh mereka (masyarakat) yang membersihkan lahan dan apinya dibiarkan begitu saja, ada 11 tersangka yang kita proses,” kata Panca.
Dengan kondisi cuaca yang sangat panas, lanjut Panca maka membuat kebakaran hutan disekitarnya menjadi sangat cepat. Namun pihaknya lebih mengutamakan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat agar mereka tidak membersihkan lahan dengan cara membakar karena kondisi cuaca panas dan cukup kering.
“Mohon bantuan teman-teman sekalian mudah-mudahan langkah yang kita lakukan bisa mengingat semua masyarakat bahwa membersihkan lahan dengan cara membakar akan berbahaya di kondisi cuaca seperti saat ini,” ujarnya.
Turut hadir dalam apel, Waka Polda Sumatera Utara, Kasdam I/BB, Danlantamal Belawan, Dankosek I, Kepala BNNP Sumut, Kabinda Sumatera Utara, Danlanud Soewondo dan Forkopimda lainya. (JNS-Pasrah)