MEDAN – Masjid Al Musabihin di Komplek Taman Setia Budi Indah Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, menggelar sholat Idul Adha 1444 Hijriah dan penyembelihan 107 ekor hewan kurban berupa 39 ekor lembu dan 68 ekor kambing.
Hal ini dikatakan Ketua Ikatan Keluarga Muslim Taman Setia Budi Indah (IKMT) H Djamaluddin HA didampingi Bendahara IKMT merangkap MC H Said Fahrizal kepada wartawan Kamis (29/6/2023) pagi.
Ditambahkan Ketua IKMT H Djamaluddin HA, acara diawali dengan penyampaian laporan Panitia sholat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Qurban yang disampaikan oleh H Said Fahrizal dan kemudian dilanjutkan kata sambutan Ketua IKMT H Djamaluddin HA, kemudian acara dilanjutkan dengan sholat Idul Adha berjemaah dengan imam sholat H Abdurahman SAg yang diikuti ribuan jemaah sholat idul Adha.
Usai sholat Idul Adha acara dilanjutkan dengan khutbah Idul Adha yang disampaikan Buya KH Amiruddin MS , dengan judul Khutbah “The Power Of Qurban” manifestasi dari Iman dan Cinta, sejarah ibadah Qurban cukup panjang dan sudah sangat lama yaitu sejak manusia hadir dimuka bumi, tiada lain tujuannya untuk menguji iman dan cinta manusia kepada Allah SWT, sang Khalik dan pemilik semesta makhluk.
Fakta Qur’ani yang mencatat ibadah Qurban, ini pertama kali diperintahkan kepada Qabil dan Habil, pada masa itu hanya dua orang manusia yang diperintahkan berqurban, sebab manusia masih sedikit, hanya beberapa orang saja yakni putra dan putri Nabi Adam AS dan Siti Hawa.
Nabi Adam ingin menikahkan anaknya Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima tetapi Kabil menolak dan iya ingin dinikahkan dengan Iglima , maka Nabi Adam AS memerintahkan mereka mempersembahkan Qurban, sesuai dengan kenyataan menurut Al Qur’an Surat Almaidah Ayat 27- 34, ujar Buya Amiruddin.
Dari ayat ini tampak jelas sebagai dasarnya adalah bahwa Habil berqurban dengan ikhlas dan terbaik, meskipun ending tergetnya adalah pelaku qurban yang diterima Allah SWT berhak memilih wanita yang disukainya untuk dinikahi yaitu Iqlima.
Akan tetapi Habil kelihatannya tidak termotivasi dengan hasrat cinta dan ingin kawin dengan wanita, akan tetapi dia tulus dan ikhlas semata – mata hanya mengharap Ridho Allah SWT.
Sejarah berqurban kemudian berlanjut sampai kepada zaman Nabi Ibrahim AS, dengan perintah untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail AS, sesuai dalam Ayat Al Qur’an Surat Al Shofiat 102, tentu saja motif dan perintah dan tujuan perintah ini berbeda dari zaman Nabi Adam AS, apabila dianalisa motivasinya adalah ujian iman dan cinta, dikatakan demikian, karena manusia sangat mencintai kesenangan dunia sesuai dengan ayat Alqur’an Surat Ali Imran ayat 14, terang Al Ustadz KH Amiruddin.
Usai mendengar khutbah yang disampaikan oleh Al Ustadz KH Amiruddin MS ini yang memiliki tiga nilai dasar yakni Tauhid, ibadah, Tajalli manifestasi dari cinta kepada Illahi, tanpa ragu dengan merelakan apa yang sangat dicintai untuk diberikan kepada duafa, agar mereka senang tanpa pamrih, acara dilanjutkan dengan sarapan bersama dan pemotongan ratusan hewan qurban berupa 39 ekor lembu dan 68 ekor kambing dipelataran jalan kaki OMJAKI’SS di Komplek Taman Setia Budi Indah.(jns)