TOBA – Ibu negara Iriana Joko Widodo punya agenda dan rencana akan berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Toba dalam waktu dekat.
Kendati belum diketahui kapan kedatangan ibu negara tersebut, membuat para tuan rumah menyiapkan segala sesuatu dalam agenda kunjungan kenegaraan dimaksud.
Demikian hal yang dilakukan beberapa utusan lima Kementerian BUMN yakni PT Antam, Pelindo, PTPN IV dan Jasa Tirta. Dikordinasikan PT Inalum yang diwakili Direktur CSR Ismail.
Mereka mengunjungi IAS Toba sekaligus adakan rapat di Kantor IAS Toba Jalan Somba Debata Balige, Kabupaten Toba, Sumut, Jumat (1/7/2022).
Mereka disambut hangat oleh Parlin Sianipar, selaku inisiator IAS Toba, didampingi Riris Sinaga selaku Direktur IAS Toba, Sriwaty M Manik dan Jekson Lumban Tobing.
Ismail menyampaikan harapannya, bahwa Kementerian BUMN memberi amanah kepada PT Inalum untuk mempersiapkan beberapa titik kunjungan Ibu Negara dibeberapa lokasi dan bekerjasama dengan lembaga BUMN yang lain.
Oleh karena itu, IAS Toba menjadi salah satu lokasi yang dijadwalkan dikunjungi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
PT Inalum diberi amanah oleh kementerian BUMN untuk mengkoordinasikan beberapa kegiatan terkait kunjungan ibu negara dan telah menetapkan bank sampah IAS Toba Balige sebagai salah satu agenda yang nanti akan dikunjungi Ibu Iriana.
Dan semua progres yang sedang dan akan dilaksanakan setiap harinya dilaporkan kepada Direktur Jenderal (Dirjen). Mari semua sama-sama memikirkan penanganan masalah sampah di kawasan ini.
“Saya sudah chek di kawasan Danau Toba, bahwa Bank Sampah yang benar-benar ada beroperasi dan paling lengkap serta terintegrasi adalah IAS Toba,” kata Ismail.
Parlin Sianipar menjelaskan sejarah singkat berdirinya IAS Toba yang awalnya diinisiasi oleh para alumni ITB dan mendapatkan dana hibah dari Jepang untuk pembangungan gedung dan peralatan lain seperti mesin dan kendaraan operasional juga merupakan hibah dari beberapa perusahaan.
“Kami sangat senang dan berterima kasih karena beberapa orang perwakilan dari BUMN sudah langsung hadir di tempat ini melihat keadaan IAS Toba,” ujar Parlin Sianipar.
Sejak awal berdiri dan diresmikan tahun 2020, lanjut Parlin, memang belum bisa berbuat banyak, karena sampai saat ini baru sekitar 50 an Bank Sampah unit yang tersebar di wilayah Toba.
Faktor pandemi Covid-19 selama dua tahun telah membuat semua terkendala melakukan kegiatan, demikian juga yang dialami oleh IAS Toba.
“Kami tak bisa leluasa melakukan sosialisasi di tengah masyarakat hingga membentuk unit bank sampah di desa. Keterbatasan dana juga merupakan sebuah kendala bagi kami dalam melaksanakan banyak kegiatan, jadi mohon maaf jika pencapaian kami masih bisa berjalan seperti kita saksikan bersama ditempat ini,” tutup Parlin Sianipar. (JNS-JJ)