GEMPAR! Proyek Miliaran di Tapsel Dimenangkan Perusahaan “Gaib”!

TAPSEL | Jelajahnews – Aroma tak sedap menyeruak di balik megahnya rencana pembangunan di Desa Aek Nauli! Dua proyek ambisius senilai nyaris Rp2 Miliar dari kocek APBD 2024 kini terancam menjadi monumen kegagalan.

Pasalnya, bak ditelan bumi, alamat kantor dua perusahaan yang didapuk sebagai pemenang tender justru lenyap tanpa jejak.

Warga setempat pun dibuat bingung dan bertanya-tanya, seolah proyek ini dikerjakan oleh “pasukan siluman”.

Bayangkan saja, proyek pekerasan tanah dan pembangunan GOR Tor Simitcak senilai Rp999.350.000, yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat, ternyata dimenangkan oleh CV Karya Dalmut Sejahtera yang misterius.

Data LPSE Kabupaten Tapanuli Selatan mencantumkan Datuk Tua Pulungan sebagai komisaris dan Ezikiranda Gulo sebagai nahkoda perusahaan.

Namun, ketika tim mencoba menelusuri jejak kantor di Desa Sitampa Simatoras, Kecamatan Batang Angkola, yang ada hanyalah keheningan.

“Kantor mana itu, bang? Jangankan bangunannya, papan namanya saja belum pernah kami lihat!” celetuk seorang warga dengan nada penuh keheranan, seolah tak percaya ada perusahaan sebesar itu bisa “ghaib” di wilayahnya, Senin (26/05/25).

Kisah serupa menghantui proyek Lanjutan Pembangunan Arsitektur Aula Desa Aek Nauli yang menelan anggaran Rp999.455.000. CV Thama Kontraktor, sang pemenang tender, dengan Datuk Tua Pulungan kembali sebagai komisaris.

Dan Firman Alamsyah Harahap sebagai direktur, juga meninggalkan misteri serupa. Alamat kantor yang tertera di Jalan Raja Inal Siregar, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, tak berbekas saat dicari.

Lantas, siapa sebenarnya perusahaan-perusahaan “hantu” ini? Bagaimana mungkin mereka bisa memenangkan tender proyek dengan nilai fantastis tanpa keberadaan kantor yang jelas?

Kejanggalan ini memicu spekulasi liar di kalangan masyarakat. Dugaan adanya permainan kotor dan kongkalikong antara oknum pejabat dalam proses tender semakin menguat.

Bagaimana mungkin perusahaan tanpa identitas yang jelas bisa lolos dari ketatnya persyaratan teknis dan administrasi? Ini bukan lagi sekadar keanehan, tapi sudah mengarah pada skandal besar yang merugikan uang rakyat.

Ironisnya, di tengah misteri keberadaan kontraktor, kedua proyek tersebut kini dilaporkan terbengkalai. Mimpi masyarakat Aek Nauli untuk memiliki infrastruktur yang memadai kini terancam pupus. Uang negara hampir Rp2 Miliar seolah menguap begitu saja tanpa hasil yang nyata.

Kadis PUTR Bungkam, Komisaris Menghilang!

Upaya untuk mendapatkan klarifikasi dari pihak terkait pun menemui jalan buntu. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) Kabupaten Tapanuli Selatan, Fachri Ananda, memilih bungkam seribu bahasa setelah dikirimi surat konfirmasi oleh tim media.

Sementara itu, Datuk Tua Pulungan, sosok sentral yang tercatat sebagai komisaris di kedua perusahaan “siluman” tersebut, juga menghilang tanpa jejak saat dihubungi melalui pesan singkat.

Publik Geram, Tuntutan Investigasi Menggema!

Kondisi ini sontak memantik kemarahan dan kekecewaan masyarakat Tapanuli Selatan. Mereka menuntut kejelasan dan pertanggungjawaban atas proyek yang terbengkalai ini.

“Ini bukan lagi masalah biasa. Uang rakyat hampir 2 miliar hilang begitu saja! Kami minta aparat segera bertindak, bongkar habis sindikat di balik proyek siluman ini!” ujar salah seorang tokoh masyarakat dengan nada geram.

Kini, mata publik tertuju pada aparat penegak hukum. Polisi dan kejaksaan didesak untuk segera turun tangan melakukan investigasi mendalam, membongkar jaringan di balik perusahaan-perusahaan “hantu” ini.

Selain itu, meminta para penegak hukum menyeret para pelaku ke meja hijau. Kasus ini menjadi ujian berat bagi integritas dan komitmen pemerintah daerah dalam memberantas praktik korupsi. (JN-Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *