TOBA – Bunga (nama samaran) seorang siswi SMP menjadi korban pemerkosaan pada tahun 2020 silam. Ketika itu masih menunggu pengumuman kelulusan di sekolahnya.
Peristiwa memilukan yang membuat Bunga trauma akhirnya terungkap secara tak sengaja, tatkala ia melihat wajah pelaku di layar monitor saat sedang VC (video call) dengan ayahnya.
Awal mula informasi terhadap kasus ini diketahui oleh kru jelajahnews.id disaat bersama dengan pegiat sosial Parlin Sianipar (73) yang aktif mendampingi kasus serupa dalam lima tahun terakhir.
Tepat pada Senin 30 Mei 2022 lalu menginformasikan ada Laporan Pengaduan (LP) atas sebuah kasus perkosaan, dan bersepakat untuk menelusuri bersama dan hasilnya petugas PPA di Polres Toba bermarga Manurung pun membenarkan LP tersebut.
“Sudah pak, saksi pelapor juga sudah selesai kita periksa bahkan surat pemeriksaan ke Lapas Balige sudah selesai tinggal menunggu tanda tangan dari pak Kapolres,” terang petugas PPA Polres Toba.
Lebih lanjut, tim berhasil bertemu dengan ibu korban bernama LS, yang berkenan menceritakan rangkaian peristiwa yang dialami anaknya baik sebelum maupun sesudah terjadi peristiwa hingga kasus itu terungkap secara tidak disangka.
Lantas, LS pun menceritakan kronologisnya secara panjang lebar juga menyayat hatinya yang pilu atas derita yang dialami anaknya tahun 2020 silam.
Suatu sore tahun 2020, seorang wanita H Br H dengan alasan mau menonton konser, meminta izin membawa Bunga kepada kedua orangtuanya.
LS sempat melarang pergi jika hanya berdua, namun H br H meyakinkan bahwa mereka akan pergi dengan rombongan.
Tiba disimpang Jalinsum, ternyata yang ditemukan disana hanya sebuah mobil angkot yang dikemudikan oleh lelaki inisial SN, selanjutnya membawa keduanya ke Sitoluama untuk menjemput FS lelaki yang sehari-harinya membawa angkot tersebut.
Lanjut diceritakan, malam itu Bunga dibawa ke pasar malam di Kota Balige, berlanjut dibawa ke Lumban Bulbul, disana dikasih makan Mie dan segelas air minum namun usai makan dan minum Bunga mulai merasakan keanehan kepalanya pusing dan terasa oyong.
Meskipun Bunga sudah minta tolong supaya diantar pulang, namun permintaan itu tidak digubris justru, mereka melanjutkan perjalanan ke arah Hinalang dan memberhentikan angkotnya disuatu tempat yang gelap dengan alasan kehabisa bensin, yang ternyata itu hanya modus mengkelabui korban.
Di tempat inilah, Bunga yang saat itu sedang menunggu kelulusan SMP diperkosa oleh lelaki FS di dalam angkotnya, lelaki biadab itu melampiaskan nafsu bejatnya tanpa menaru rasa kasihan.
Saat ini FS yang diduga pelaku pemerkosa sedang mendekam di dalam penjara dengan kasus Narkoba.
“Karena cemas anak saya tidak pulang semalaman, pagi harinya saya datangi rumah orangtua H br H di Sigumpar, saya mengancam melaporkan mereka ke polisi jika anak saya tidak segera pulang. Dan belum sampai satu jam saya tiba dirumah, anak saya mereka bawa ke rumah,” terang ibu korban.
Sejak peristiwa itu, Bunga berubah menjadi gadis pendiam. Meskipun sempat melanjutkan sekolah di tingkat SMU, namun korban hanya bertahan hingga kelas II di sekolah itu. Korban pun dipindahkan sekolah di luar kota tepatnya di rumah tantenya.
“Saya pernah menjemput Bunga ke sekolah karena dipanggil gurunya, gegara dia menjerit secara tiba-tiba!yang membuat guru dan rekan sekelasnya heran,” terang LS.
Awalnya terbongkar sekitar dua minggu lalu. Bunga melakukan percakapan lewat VC (video call) dengan ayahnya di dalam penjara yang menjalani hukuman.
Tak disangka lewat layar monitor tiba-tiba ia melihat wajah pelaku yang pernah memerkosanya dua tahun lalu. Saat itu pelaku percis berada disamping ayahnya yang kebetulan sama-sama menjalani masa tahanan di Rutan Balige dengan kasus yang berbeda.
Secara spontan Bunga pun shok dan menumpahkan rasa geramnya takkala ia melihat lelaki jahanam yang sudah merusak masa depannya itu sedang berdampingan dengan ayahnya di penjara. Setelah melihat itu korban menyuruh ayahnya untuk membunuh FS.
‘Kenapa bapak temani lelaki brengsek itu, dia yang memerkosa aku pak, bunuh saja dia itu pak,” kata Bunga lewat VC tadi, mendengar itu membuat ayahnya terhenyak bagaikan disambar petir disiang bolong.
Sang ayah tak menyangka, rupanya yang merusak masa depan anaknya selama ini berada dalam penjara. Seketika ayahnya mematikan telepon dan langsung menginterogasi pelaku.
Kepada ayah Bunga, FS sang pelaku mengaku bahwa dirinya yang memang melakukan perbuatan bejat. Seketika membuat gempar penghuni lapas tersebut, lantaran ayah Bunga mengamuk kepada FS yang pemerkosa putrinya.
Pada akhirnya, setelah keluarga Bunga berembuk, pelaku FS dilaporkan ke Polres Toba pada Sabtu 28 Mei 2022).
Pihak Polres menyarankan agar saksi korban didatangkan untuk pemeriksaan dan sudah selesai diperiksa.
“Kalau dari awal kami tahu masalah ini, sudah pasti kami laporkan. Namun karena FS sudah dipenjara, anak saya merasa tidak takut lagi ancaman pelaku sehingga secara spontan memberitahu kejadian itu kepada ayahnya,” ujar LS ibu korban.
Sementara itu, Parlin Sianipar meminta dengan tegas agar kasus ini segera ditindak lanjuti oleh pihak Polres Toba.
“Kasus ini tidak main main, kuat dugaan sudah direncanakan dan hasil dari persekongkolan, sehingga kita percaya kepada kepolisian untuk menuntaskan masalah ini demi memberi rasa aman kepada keluarga korban,” bebernya.
Untuk mengetahui lebih lanjut, kru media, Jumat (3/6/2022) mencoba mengkonfirmasi kebenaran seperti yang dikisahkan oleh LS ibu korban.
Namun sayang, petugas Rutan Balige yang ditemui justru mengatakan bahwa belum mengetahui kasus tersebut. (JNS-JJ).