MEDAN – Peredaran narkoba semakin tak terbendung. Saat ini banyak masyarakat Medan mengeluhkan anaknya korban terjerumus pecandu narkoba. Dampaknya, tindak kejahatan pencurian meningkat mulai dari rumah sendiri hingga ke lingkungan.
Konon saja para orang tua semakin resah melihat tingkah anaknya bertindak jahat mencuri segala isi rumah untuk membeli narkoba. Aparat kepolisian seakan tutup mata melihat persoalan itu apalagi untuk memberantas narkoba.
Menyikapi banyaknya keluhan masyarakat Medan terkait mahalnya biaya rehab narkoba menjadi sorotan anggota DPRD Medan Johannes Haratua Hutagalung S Sos.
Politisi muda asal PDI Perjuangan ini, Senin sore (8/5/2023) mengaku prihatin dengan maraknya peredaran Narkoba di tengah masyarakat saat ini yang kesannya tidak terbendung. Bahkan lebih disayangkan lagi panti rehabilitasi pecandu narkoba milik Pemerintah yang minim.
Dikatakan Johannes, dengan adanya tempat rehabilitasi pecandu narkoba. Orang tua dapat menitipkan anaknya di panti guna mendapat bimbingan arahan sekaligus pemulihan. “Mungkin anggaran ke sana cukup besar, tetapi sangat penting menyahuti keluhan warga prasejahterah yang anaknya terjerumus narkoba. Generasi muda penerus bangsa ke depan harus kita selamatkan,” imbuh Johannes.
Dari penelusuran di salah satu tempat rehabilitasi narkoba milik swasta kawasan kota Medan. Adapun rincian biaya rehabilitasi yakni biaya pembangunan, biaya urine test,rapid test, dan 1 pcs baju seragam wajib dibayar saat registrasi berkisar Rp 1.000.000.