Namun, kekecewaan keluarga mencuat lantaran merasa anaknya tidak segera ditangani. Jeritan sang ayah yang terekam jelas dalam video semakin memperkuat persepsi publik bahwa pelayanan darurat tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Bantahan Pihak Puskesmas
Menanggapi hebohnya video, perawat Nurleli Pohan mengklaim dirinya sudah melakukan pemeriksaan awal dan berkonsultasi dengan dokter.
Hal senada disampaikan perawat Nurhana Pohan yang menyebut pasien telah dibersihkan telinganya sebelum diarahkan untuk dirujuk.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pokenjior, Ikrima Pohan, menegaskan pelayanan sudah sesuai SOP dan membantah adanya penelantaran pasien.
"Tidak ada niat menolak pasien. Semua tindakan dilakukan sesuai kondisi medis," ujarnya.
Namun, klaim pihak Puskesmas justru dipatahkan oleh rekaman video yang beredar luas.
Jeritan orang tua pasien yang menyebut "tidak ada pelayanan" jelas terekam, memperlihatkan adanya kesenjangan antara keterangan resmi dan apa yang benar-benar terjadi di lapangan.
Peristiwa ini pun menuai sorotan tajam publik. Banyak warganet mempertanyakan profesionalisme tenaga medis di Puskesmas, terlebih saat kondisi darurat yang seharusnya mendapat penanganan cepat.
Kasus ini kini masih menuai tanda tanya besar: benarkah pelayanan sesuai SOP, atau justru ada kelalaian yang membuat publik marah?. (JN-Irul)