SIDEMPUAN – Kabarnya mahasiswa IAIN Padang Sidempuan saat mengambil izajah di diharuskan membeli buku di perpustakaan sebanyak 3 buah seharga Rp 75 ribu perbuah.
Pihak kampus berdalih sebagai kenang-kenangan, olehnya mahasiswa pun banyak yang mengeluh.
Informasi ini terkuak dari seorang alumni IAIN tahun 2021 inisial HES. Kepada kru media mengatakan, sebelumya mendapat info dari teman yang sudah duluan mengambil izajah, dikatakan untuk mengambil izajah harus membeli buku sebanyak 3 buah.
“Aku dapat info dari kawan harus beli buku dulu sebanyak 3 buah bang untuk ngambil izajah, terus aku beli 3 buah Rp 150 ribu, perbuku Rp 50 ribu,” kata HES.
Sebelumnya, awalnya kata HES, yang bernama Imam staf kantor Akademi Kemahasiswaan Alumni tidak mengetahui bahwa dirinya sudah membeli buku dari luar.
“Ketika saya menemui pak Imam, ia mengatakan kepada saya, kamu sediakan saja uangnya Rp 225 ribu untuk beli buku disini sebanyak 3 buah, emang ngambil izajah bayar ya pak?,” tanya HES.
Lantas, Imam menjawab ‘ini untuk kenang-kenangan disini, kenapa kamu beli diluar’? HES menjawab ‘saya kira bisa beli di luar pak’, Jadi gimana pak? tanya HES lagi ke Imam, ‘saya nggak punya uang lagi pak’ ucap HES.
Terakhir dalam pembicaraan HES dengan Imam, ia disuruh membeli buku satu lagi kepada Imam seharga Rp 75 ribu ditambah dengan 2 buah buku.
Sementara itu, Kasubbag IAIN Akademi Kemahasiswaan Alumni Rahmadani Siregar, sebelumnya menyebutkan bahwa untuk pengambilan izajah tidak dipungut biaya alias gratis.
“Untuk pengambilan izajah, tidak ada persyaratanya. Datang saja ke sini mengambilnya. Pengambilan izajah tidak bayar, coba ditanya saja ke alumninya apa mereka membayar mengambil izajah,” katanya.
Rahmadani mengimbau bahwa izajah alumni mahasiswa IAIN tahun 2021 sudah siap di bulan Desembar dan untuk alumni tahun 2022 masih dalam proses.
“Izajah alumni IAIN di tahun 2021 sudah keluar dan siap diambil, masalahnya mahasiswanya nggak menjemput. Nggak mungkin kami antar, karena ini dokumen penting kan,” pungkasnya.
Mendengar gonjang-ganjing dan keluhan mahasiswa IAIN, pemerhati pendidikan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) Arjuna Hikmah angkat bicara.
Ia menyayangkan hal tersebut, karena kampus IAIN merupakan sekolah negeri dan menurutnya ada anggaran digelontorkan oleh pemerintah ke universitas.
“Saya sangat menyayangkan hal itu, karena itu sudah memberatkan mahasiswa sebab belum tentu semua mahasiswa mampu membeli itu,” ujar alumni UIN Walisongo, Kamis (26/5/2022).
Lantas Arjuna menerangkan, bahwa IAIN itu sekolah Negeri, dan pasti ada anggaran untuk perpustakaan dari pemerintah.
“Jadi buat apa lagi dibebani mahasiswa dengan mengharuskan membeli buku di perpustakaan di IAIN, lagian kan bisa beli buku di luar mencari yang lebih murah dan bermutu,” ujarnya heran.
Ia berharap tindakan sepeti itu tidak diharuskan, karena bisa merusak mental mahasiswa-mahasiswa berikutnya.
“Bila untuk kenangan-kenangan pertingal, kan masih banyak ketrampilan yang memberikan motivasi untuk masa depanya,” paparnya. (JNS-Irul)