Jadi Tumbal Sabu 3 Kg di Hotel Gunung Tua, Pria Bertato: “Saya Dijebak!”, Apa Benar?

TAPSEL | Jelajahnews – Seorang pria bertato berinisial ST (26) asal Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, harus menelan pil pahit saat dirinya ditangkap Satresnarkoba Polres Tapanuli Selatan (Tapsel).

Insiden Naas itu terjadi tepatnya di Hotel Mitra Indah Gunungtua, Kabupaten Paluta, Selasa dini hari (17/06/25).

Ia kedapatan menyimpan 3 kilogram sabu dalam kamar hotel nomor 36. Namun, ST mengaku hanya tumbal dijebak oleh dua pria misterius yang kini raib entah ke mana.

“Sabu itu dikemas dalam tiga bungkus plastik bertuliskan 99 Durian. Masih kita selidiki, apakah ini bagian dari sindikat,” ujar Kapolres Tapsel, AKBP Yasir Ahmadi, melalui Kasi Humas AKP Maria Marpaung.

Penggerebekan bermula dari informasi intelijen yang diterima Kasatres Narkoba AKP IR Sitompul pada malam sebelumnya.

Disebutkan bahwa akan terjadi transaksi sabu di Hotel Mitra Indah, tepatnya di kamar 36.

Tak lama setelah menerima laporan, Kasatres dan tim bergerak dari Sipirok menuju Gunungtua.

Sekira pukul 03.00 WIB, tim sampai di hotel. Berkoordinasi dengan manajemen, mereka langsung menuju kamar target. Di sana, mereka mendapati ST dan langsung melakukan penggeledahan.

Hasilnya, satu tas hitam merek Adidas berisi tiga bungkus plastik “99 Durian” yang ternyata berisi sabu dengan berat total 3 kilogram.

ST yang panik, langsung menangis dan bersumpah tak tahu-menahu isi tas tersebut. Ia mengaku hanya sopir yang mengantar dua pria tak dikenal dari Labura ke Gunungtua.

Ditumbalkan Sindikat?

Kepada penyidik, ST menuturkan kronologi mencurigakan. Awalnya, dua pria datang ke loket travel di Aek Kanopan dan mencari sopir bermarga Purba.

Karena tidak masuk kerja, ST ditawari pekerjaan dadakan mengantar mereka ke Labusel. Namun, tujuan mendadak berubah jadi ke Paluta.

Di tengah jalan, ban mobil bocor. Saat itulah kedua pria itu keluar dan mengambil tas hitam dari semak-semak. Mereka lalu menyuruh ST menyimpannya di kamar hotel dan memberinya uang Rp700 ribu.

“Setelah itu, saya tidur. Tahu-tahu jam 3 pagi digedor. Polisi sudah di depan pintu. Saya langsung ditangkap,” tutur ST sambil terisak.

Yang mencurigakan, dua pria yang disebut ST menginap di kamar sebelah, mendadak hilang tanpa jejak.

“Kami akan selidiki lebih dalam, termasuk dugaan keterlibatan jaringan lebih luas,” ucap AKP Maria.

Kasus ini memunculkan pertanyaan di tengah publik: benarkah ST hanya kurir yang dijebak? Atau ada celah lain yang lolos dari pengawasan?

Dalam pengungkapan sebesar ini, publik berharap aparat tak hanya puas menangkap “pemain kecil”, sementara aktor intelektual dan jaringan utamanya leluasa kabur lebih dulu.

Penyelidikan lanjutan Polres Tapsel kini menjadi sorotan apakah akan menyasar sindikat besar di balik sabu “99 Durian”, atau hanya berhenti pada ST pria bertato yang menangis di pojok kamar hotel?. (JN-Irul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *