TAPSEL| Jelajahnews – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelolah Tambang Emas Martabe memang belum tutup, tapi masa depan masyarakat lingkar tambang sudah mulai disiapkan.
Pengelola tambang tersebut, mengambil langkah strategis dengan membina pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebanyak 30 pelaku UMKM lokal untuk siap menjadi tulang punggung ekonomi lokal pasca-tambang.
Melalui kerja sama dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), PTAR Tambang martabe meluncurkan Kick Off Project Pembinaan UMKM di Sopo Daganak, Kecamatan Batang Toru, Senin (9/6).
“UMKM adalah motor penggerak ekonomi terbesar di Indonesia. Karena itu, kami menjadikannya sebagai bagian penting dari strategi keberlanjutan jangka panjang kami,” ujar Rahmat Lubis, General Manager & Deputy Director Operations PTAR.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini PTAR mempekerjakan sekitar 3.500 orang. Jika tambang berhenti beroperasi, ribuan pekerjaan bisa hilang. Namun, melalui pembinaan UMKM, potensi kehilangan itu bisa diubah menjadi peluang.
“Kami ingin menciptakan lapangan kerja baru dan penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar tambang,” tambahnya.
Kolaborasi ini mendapat dukungan penuh dari YDBA. Perwakilannya, Agung K Sampurno, menyampaikan bahwa sejak 1980 YDBA telah membina ribuan UMKM untuk menjadi lebih profesional dan kompetitif.
“Dengan kolaborasi lintas sektor seperti yang dilakukan bersama PTAR, UMKM lokal bisa tumbuh lebih cepat dan berkelanjutan,” tuturnya.
Pemerintah Kabupaten Tapsel Sambut Baik inisiatif PTAR Bina Pelaku UMKM
Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi UKM, Novita Sari Wahyuni, menyebut program tersebut sebagai langkah nyata membangun ekonomi kerakyatan yang kuat.
“Ini bukan hanya soal membina usaha, tapi soal menciptakan sistem ekonomi baru yang siap menggantikan peran tambang,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya peran Koperasi Merah Putih sebagai wadah kolektif UMKM untuk tumbuh bersama.
Berkat PTAR, Rukiyah Berdaya Lewat R2Cake dan Bercita-cita Buka Lapangan Kerja
Di antara peserta program, hadir Rukiyah Galingging, ibu dua anak dari Desa Muara Huta Raja, mengelola usaha pastry rumahan bernama R2Cake sejak Agustus 2024.
“Omzet saya masih sekitar Rp1 juta per bulan. Sekarang masih dibantu orang tua, belum punya pekerja,” ujar Rukiyah.
Usahanya mulai berkembang berkat pelatihan dan bantuan mixer dari PTAR. Meski harus menempuh jalan rusak ke Batang Toru untuk bahan baku, ia tak patah semangat.
“Saya tetap semangat walau harus jauh-jauh cari tepung yang bagus,” katanya.
Rukiyah berharap bisa terus didampingi hingga usahanya mandiri.
“Kalau bisa punya toko atau dapur sendiri, itu mimpi saya. Saya ingin bisa mempekerjakan tetangga juga,” ucapnya.
Acara peluncuran juga dihadiri oleh Senior Manager Community PTAR Christine Pepah, Kepala Dinas Perindustrian Tapanuli Selatan Zulfahmi, Camat Batang Toru Mara Tinggi, Danramil 01/Batang Toru Kapten Inf H Sirait, serta tamu undangan lainnya. (JN- Irul)