TAPSEL| Jelajahnews.id- Mulai tahun 1996 hingga hari Republik Indonesia (RI) merdeka ke 79 tahun, warga Desa Palsabolas, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mengalami kesulitan air bersih.
Hal itu diungkapkan oleh Hasmaria (28) warga Parsabolas di dalam vidio berduarasi 01:40 detik hingga dibagikan ke beberapa group what’s App, Minggu (11/08/24).
“Sangat mengeluh, karena kami membeli air bersih itu per drumnya (batik) Rp 40 Ribu selama 2 hari. Bayangkanlah…,” ungkapnya dengan rasa kecewa.
Hasmaria menceritakan, ketika dirinya masih Sekolah Dasar (SD), ia dan kawan-kawan mandi ke pancuran bila ada air.
Namun bila air tidak ada, mereka tidak mandi, hanya saja mereka sekedar mencuci wajah. Meskipun demikian, hal itu menyurutkan niat mereka untuk tetap berangkat ke sekolah guna meraih cita-cita mereka.
” Waktu SD, nanti kalau air mati di atas ataupun di bawah (Pancuran), kami kadang kalau pergi ke sekolah rame-rame nggak mandi, cuman cuci muka saja gitu. Itulah kendala di Desa Kami,” ujarnya dengan raut wajah sedih.
Dalam hal ini, Hasmaria mewakili keluhan masyarakat Desa Parsabolas berharap, pemerintah khususnya Pemkab Tapsel agar lebih perhatian lagi daerah Parsabolas untuk pembangunan seperti memasukan air leding atau air minum yang bersih.
“Kami berharap kepada pemerintah lebih perhatian lagi ke Desa Parsabolas agar memasukan leding atau air bersih, karena kami sangat kesulitan, dan biaya membeli air itu bisa dibilang lebih mahal Air dari pada Emas,” sebutnya.
Soalnya, kata Hasmaria, dirinya yang juga sebagai pedagang masih merasa kurang dengan kebutuhan air bersih per drum seharga Rp 40 ribu selama 2 hari. Terkadang sewa ramai, bisa saja 1 hari 1 drum.
” Satu drum itu selama 2 hari itu masih kurang, apalagi kami jualan. Kadang kalau ramai sewa, satu hari satu drum Rp 40 Ribu. Makanya saya bilang lebih mahal Air dari pada Emas,” cetusnya mengakhiri. (JN-P.Harahap)