TAPSEL – Sawah seluas 4.000 hektare di Kecamatan Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan di Kecamatan Siabu serta Kecamatan Malintang Kabupaten Mandailing Natal, terancam gagal tanam.
Sebab, saluran induk kiri Daerah Irigasi (D.I) Batang Angkola di Kelurahan Sayurmatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, jebol dan longsor ke sungai, sehingga petani terancam tidak bisa melakukan turun tanam.
Pantauan awak media, Minggu (8/1/2022), sepanjang 10 meter dinding saluran irigasi sudah jebol dan jatuh ke jurang sungai. Untuk sementara waktu terpaksa di tutup dengan susunan goni berisi tanah dan di selimuti terpal.
Debit air di saluran induk irigasi sengaja di kurangi agar tidak memperparah kerusakan. Di bawah saluran terdapat jurang sedalam 30 meter yang langsung menuju aliran Sungai Batang Angkola.
Tak hanya itu, tebing jurang dengan panjang sekitar 150 meter sudah longsor ke dasar sungai. Sehingga saluran irigasi yang berada di bibir jurang itu terancam roboh dan putusa total.
Kepala Desa Aek Badak Jae, Mardin Harahap, menyebut jebolnya dinding saluran induk itu sangat meresahkan petani. Sebab, dalam waktu dekat sudah masuk jadwal musim tanam.
“Saat ini air masih mengalir di saluran itu, tetapi dengan volume yang kecil. Saya pastikan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan air sawah petani,” katanya.
Kecemasan serupa di sampaikan Sintong Panjaitan, petani Desa Aek Badak Julu. Apabila tidak di tangani dengan sesegera mungkin, di pastikan saluran induk itu akan roboh di bawa longsor ke dasar sungai.
“Lihat jurang di bawah saluran induk itu, sekitar 150 meter tebing jurang sudah longsor. Tidak lama lagi akan meruntuhkan saluran, kita pasti gagal tanam,” ujarnya.
Sahman Nasution Ketua Kelompok Tani Desa Sihepeng menambahkan, saluran induk kiri D.I Batang Angkola ini mengairi sawah dengan luasan sekitar 3.500 Ha di Kecamatan Siabu dan Malintang, Kabupaten Madina.
Dia berharap pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU-PR segera merehabilitasi kerusakan tersebut.
Sementara Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Sihepeng, Arif Nasution, menyebut longsor dan jebolnya dinding saluran induk D.I Batang Angkola itu terjadi pada Rabu (21/12/2022) sore.
Karena dinding saluran yang jebol itu panjangnya masih sekitar 10 meter, ia melihat sejumlah pegawai Operasi dan Pemeliharaan (OP) BWS Sumatera II menutupnya dengan susunan goni berisi tanah dan di selemuti terpal.
Arif sangat tidak yakin penutup dinding saluran yang jebol itu akan bertahan lama. Sebab, tebing jurang di bawahnya juga sudah tergerus ke dasar sungai.
Ia justru meyakini pada musim tanam nanti saluran induk ini putus total, karena di seret longsor ke dasar sungai. Cuaca saat ini sangat ekstrim, sewaktu-waktu hujan turun dengan sangat lebat.
“Sekarang masih bertahan karena volume air di kecilkan dan belum musim hujan. Pada jadwal masa tanam bulan depan nanti volume air harus di tambah. Bebanpun akan bertambah dan tebing jurang akan longsor,” ujarnya.
Kepada pemerintah pusat melalui BWS Sumatera II Dirjen SDA Kementerian PU-PR, ribuan petani di Tapsel dan Madina meminta agar segera memperbaiki saluran yang jebol dan terancam putus itu.
Persawahan yang bergantung kebutuhan air pada saluran induk ini merupakan kawasan lumbung padi di Provinsi Sumatera Utara. Ribuan jiwa bergantung hidup pada hasil panen sawah ini.
“Kami mohon segeralah perbaiki kerusakan ini. Karena hasil panen pertanaman nanti adalah harapan kami untuk memenuhi kebutuhan hari raya Idul Fitri dan menyekolahkan anak di tahun ajaran baru,” pinta para petani. (JN-Irul)