TAPSEL – Hubungan beberapa wartawan atau insan media dengan Polres Tapanuli Selatan, Polda Sumatera Utara sedang tidak baik-baik saja.
Hal tersebut dipicu lantaran muncul beberapa pertanyaan yang bernada kritis dari wartawan terhadap kinerja Polres Tapanuli Selatan (Tapsel).
Karena mengkritik Polres Tapsel dari group WhatsApp melalui pemberitaan, hubungan kemitraan wartawan dengan Polres Tapsel menjadi renggang, Minggu (1/5/2022).
Penyebab memanasnya hubungan wartawan dan kepolisian ini berawal dari sikap admin WAG “PERS & POLRES TAPSEL” yang hanya mengundang 12 orang wartawan saat berbuka bersama, sementara masih banyak wartawan lain yang memberikan kontribusi pemberitaan dalam kegiatan Polres Tapsel.
Hal itu membuat para wartawan yang berada di WAG merasa kecewa, lalu mempertanyakan kasus penemuan mayat mulitasi pada 15 Maret 2017 lalu di Jalan Lintas Angkola Sangkunur-Danau Siais yang tak kunjung bisa diungkap Polres Tapsel.
Karena mempertanyakan kasus tersebut, admin WAG yang jabatannya di Polres sebagai Plh Kasi Humas Polres Briptu Erlanga awalnya mengeluarkan wartawan bernama Erijon Damanik.
“Kasus mutilasi sudah berapa tahun tidak terungkap?, kasus tengkorak tergantung nyawa lebih berharga dari pada bingkisan bro, sindir Erijon Damanik dalam WAG tersebut, Selasa (26/4/2022).
Dilanjut komentar dari wartawan lain. “Pak Kapolres yang tercinta, acara hari Minggu kemarin, ada apa gerangan pak seolah medianya dipilih-pilih?” lanjutnya.
Tak berselang lama, kedua wartawan tersebut dikeluarkan tanpa memberikan penjelasan dari Plh Kasi Humas Polres Tapsel, Briptu Erlanga.
Melihat kedua wartawan itu dikeluarkan oleh Plh Kasi Humas Polres Tapsel dari WAG, lantas Ucok Siregar juga dengan sendiri keluar dengan pamit mengundurkan diri dari WAG tersebut.
“Grup ini dibentuk diawal kepemimpinan Pak AKBP Irwa Zaini Adib SIK, dulunya grup ini tempat membagikan basket berita untuk dirilis, namun sekarang di grup ini kita tidak pernah lagi dapat baket, yang ada sekarang hanya bahan yang sudah tayang dimedia orang. Mohon izin undur diri komandan,” tulis Ucok Siregar, lalu keluar dari WAG Pers & Polres Tapsel.
Kemudian, ketika kru media ini mencoba mengkonfirmasi Plh Kasi Humas Briptu Erlangga, untuk mempertanyakan atas dasar apa wartawan dikeluarkan yang mengkritik di WAG tersebut.
“Ini pernyataan, dari asumsi pikiran abang ya, Maaf pak, lain waktu kita bahas ya. Saya sedang buat laporan,” jawab Briptu Erlangga terkesan menghindar.
Kapolres Tapsel AKBP Roman Smaradhana Elhaj, ketika dikonfirmasi meminta tanggapan atas masalah dikeluarkan beberapa wartawan dari WAG “Pers Polres Tapsel” hingga berita ini terbit ia tidak membalas dan lebih memilih “bungkam” sehingga terkesan “tak peduli”. (JNS/Tim)