3 Hari Usai Temuan Kerangka, Polisi Tapsel Berhasil Ungkap Pembunuhan Sadis

TAPSEL| Jelajahnews – Satuan Reserse Kriminal Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) sukses mengungkap kasus pembunuhan dalam 3×24 jam atau 3 hari usai penemuan kerangka manusia di kebun sawit.

Penemuan kerangka manusia ini tepatnya di kebun sawit milik warga Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Angkola Selatan 22 Mei 2025 yang lalu dan sontak mengundang perhatian luas masyarakat.

Kapolres Tapsel AKBP Yasir Ahmadi S.I.K M.H didampingi Kasat Reskrim, AKP Hardiyanto, SH. MH, Kasi Humas, AKP Maria Marpaung,SE,MM mengungkapkan, setelah kerangka korban ditemukan, kemudian dilakukan olah TKP oleh Satreskrim Polres Tapanuli Selatan.

Dari hasil olah TKP, terkuak fakta mengejutkan kerangka tersebut adalah bernama Abdul Rahman Pohan, seorang pria berusia 27 tahun yang selama ini dikenal sebagai wiraswasta asal Kota Padangsidimpuan.

Tak butuh waktu lama, sebut kapolres, dalam 3×24 jam penyelidikan oleh Satreskrim Polres Tapsel mengarah pada tiga orang tersangka yang kini resmi ditahan.

Adapun ketiga tersangka yakni, Npanoru Waruwu alias Pado, 34 tahun, warga Pardomuan, diduga menjadi eksekutor utama.

Asrul Hadi Ritonga, 22 tahun, warga Bonan Dolok, diduga menggali lubang kubur korban.

Peringatan Nouru alias Nata, 27 tahun, diduga menyiapkan dan mempersenjatai senapan pembunuh.

Ditembak, Dipukul, Lalu Dikubur!

Kronologi yang berhasil diungkap aparat sungguh mencekam. Pada malam naas, 17 Maret 2025, sekitar pukul 23.00 WIB, korban melintas di depan rumah salah satu pelaku. Karena tak dikenali, korban dicurigai sebagai pencuri.

Emosi tak terbendung, pelaku memukuli korban, mengikat tangan korban dengan tali ke belakang pada lokasi pertama di sekita kebun sawit. lalu korban dibawa lagi ke lokasi kedua sekitar 20 meter dari jarak lokasi pertama kebun sawit

Di lokasi kedua, di sana pelaku utama menembakkan senapan Neo Rambo ke arah dada, dahi, dan kepala korban. Setelah itu, jasad korban dikubur dengan cangkul di lokasi kejadian.

Barang Bukti Mengejutkan

Polisi menyita sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan pembunuhan berencana, antara lain: Senapan NEO RAMBO beserta 29 butir peluru, Tiga unit sepeda motor, Satu buah cangkul bergagang kayu

Motif: Pelaku Curigai Korban Mencuri Sawit dan terjadi kesalahpahaman berujung maut.

Ironisnya, pembunuhan ini berakar dari selisih paham dan kecurigaan tak berdasar terhadap korban yang hanya melintas.

Para pelaku kini dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau 20 tahun penjara.

Polisi: Ini Kejahatan Keji dan Terencana

Kapolres Tapanuli Selatan menyebutkan bahwa tindakan para pelaku tidak hanya keji, tetapi juga terencana.

“Korban tidak diberi kesempatan menjelaskan siapa dirinya. Langsung dieksekusi seperti binatang,” ujar salah satu penyidik yang enggan disebutkan namanya.

Disamping itu, Kapolres mengungkapkan, selain ketiga tersangka tersebut masih ada satu orang lagi yang menjadi tersangka yang ikut berperan, dan kini masih dalam pencarian atau sudah daftar pencarian orang (DPO).

Warga: Kami Trauma dan Ketakutan

Warga Pardomuan mengaku masih syok. “Kami tak menyangka tetangga kami bisa melakukan hal seperti ini. Kampung kami kini jadi bahan perbincangan se-Indonesia,” ujar Faisal Gultom, pemilik kebun sawit tempat korban dikubur. (JN-Irul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *