MEDAN – Pemerintahan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, Rico Waas dan Zakiyuddin, telah genap 100 hari memimpin. Namun alih-alih mendapat pujian, duet ini justru mendapat kritik tajam dari DPRD Kota Medan.
Sekretaris Komisi I DPRD Kota Medan, Syaiful Ramadhan, menyebut awal masa jabatan Rico-Zaky minim gebrakan dan lebih banyak diwarnai seremoni. Ia menilai belum ada arah kebijakan yang jelas maupun langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan kota.
“Belum ada roadmap atau rencana kerja yang disampaikan ke publik. Tanpa indikator kinerja yang terukur, masyarakat sulit menilai capaian pemerintahan,” ujar Syaiful, Senin (9/6/2025).
Politikus PKS yang juga Ketua Fraksi itu menyoroti lambannya reformasi pelayanan publik dan belum tampaknya transformasi digital di tubuh birokrasi. Menurutnya, sejumlah aduan warga pun tak ditangani dengan sigap, masih berbelit dan lamban.
Masalah klasik seperti sampah dan banjir juga dinilai belum mendapat penanganan serius. Penanggulangan banjir, sebut Syaiful, masih bersifat reaktif tanpa perencanaan jangka panjang.
Kekosongan sejumlah jabatan strategis di pemerintahan kota turut dikritisi, karena berdampak langsung pada pelayanan kepada warga.
Meski kerap mengusung slogan “Medan untuk Semua”, semangat kolaborasi dan partisipasi publik dinilai belum terimplementasi secara nyata.
“100 hari ini seharusnya menjadi momentum untuk membuktikan komitmen, bukan masa adaptasi semata,” tegasnya. DPRD, lanjut Syaiful, akan terus mengawasi jalannya roda pemerintahan.
“Sudah saatnya Rico-Zaky keluar dari zona nyaman. Janji kampanye bukan sekadar slogan, tapi harus diwujudkan,” pungkasnya.(jns)