Tiang Listrik Tumbang Lumpuhkan Jalinsum Simirik: Bukti Lalainya PLN Tangani Infrastruktur Vital

P.SIDIMPUAN| Jelajahnews – Peristiwa tumbangnya tiang listrik di Jalinsum Simirik, Kelurahan Batunadua Julu, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, Selasa (15/4/2025) pukul 13.45 WIB, menjadi tamparan keras bagi kinerja PLN.

Peristiwa tumbangnya tiang listrik di Jalinsum Simirik, Kelurahan Batunadua Julu, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, Selasa (15/4/2025) pukul 13.45 WIB, menjadi tamparan keras bagi kinerja PLN.

Untuk diketahui, lokasi kejadian tersebut adalah wilayah kerja Unit Layanan Pelanggan Listrik Negara (ULP PLN) Padangsidimpuan yang dipimpin oleh Deri Vulko.

Insiden ini tidak hanya melumpuhkan total arus lalu lintas di dua arah, tetapi juga membuka mata publik terhadap lemahnya pengawasan dan penanganan infrastruktur kelistrikan yang seharusnya menjadi prioritas utama.

Tiang listrik yang roboh tersebut menutup seluruh badan jalan. Kendaraan roda empat dan truk besar tidak bisa melintas, sementara pengendara roda dua terpaksa mengangkat motor mereka secara gotong royong dibantu warga sekitar.

Kemacetan panjang tak terhindarkan di kedua arah, dengan antrian kendaraan mengular hingga kilometeran. Sayangnya, PLN baru terlihat turun ke lapangan setelah insiden menyebar luas di media sosial dan mendapat sorotan warga.

Hingga beberapa jam pasca-kejadian, belum ada penjelasan resmi yang diberikan terkait penyebab tumbangnya tiang listrik tersebut.

Ketidaksiapan dan lambannya reaksi PLN dinilai mencerminkan budaya kerja yang tidak tanggap darurat, padahal menyangkut keselamatan dan kenyamanan masyarakat umum.

“Kalau ini tidak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin akan memakan korban jiwa. Ini bukan sekadar tiang tumbang, ini bukti kelalaian,” kata salah satu pengemudi yang terjebak macet.

Warga mempertanyakan bagaimana mungkin tiang listrik di jalur utama bisa tumbang tanpa ada tanda-tanda antisipasi dari pihak terkait. Tidak adanya inspeksi rutin, buruknya perawatan, dan ketidaksiapan menghadapi cuaca ekstrem dinilai menjadi faktor utama.

Kejadian ini memperlihatkan betapa rapuhnya infrastruktur publik yang seharusnya dikelola secara profesional dan bertanggung jawab.

Evakuasi tiang baru dimulai setelah aparat kelurahan, Babinsa, dan masyarakat setempat ikut turun tangan. Mereka bahu membahu mengevakuasi tiang dan mengamankan kabel-kabel listrik yang menjuntai.

Proses ini berlangsung hati-hati, namun fakta bahwa warga harus turun tangan lebih dulu menandakan buruknya manajemen krisis dari pihak PLN.

“Jika kelalaian seperti ini dibiarkan berulang, masyarakatlah yang selalu menjadi korban,” ungkap masyarakat pengendara matik yang melintas.

Lurah Batunadua Julu, Leni Marlina SE, bersama Babinsa dari Kodim 0212/TS, menyebut pihaknya telah melakukan koordinasi dengan UPT PLN Sipirok.

Namun, yang menjadi pertanyaan besar adalah: mengapa PLN baru bergerak setelah didesak dan bukan atas inisiatif sendiri?.

Kini, arus lalu lintas telah kembali normal. Namun luka kepercayaan masyarakat terhadap PLN belum pulih. Peristiwa ini seharusnya menjadi peringatan keras bagi PLN untuk tidak lagi menyepelekan pentingnya kesiapsiagaan, pengawasan, dan respon cepat terhadap gangguan infrastruktur yang menyangkut keselamatan publik. (JN-Irul)