P.sidimpuan: Entah setan apa memasuki AS (38) sehingga tega mencabuli putri kandung sendiri. Sebut saja Mawar, anak berusia 3 tahun warga Padangsidimpuan menangis kesakitan.
Rasa sakit itu tak berhenti disitu saja, bahkan rasa sakit berlebihan itu, Mawar rasakan dengan merintih ketika buang air kecil di kamar mandi pada hari kamis (31/8) lalu sekira Pukul 07.15 Wib.
Kelakuan bejat AS diketahui setelah ibunya mawar berinisial RA (33) tahun melihat anak gadisnya menangis kesakitan pada alat kelamin anaknya berdarah dan lebam biru.
Dengan hati yang penuh gelisah dan berkecamuk menanyakan pelan-pelan kepada korban siapa yang membuat sakit bagian kemaluannya tersebut dan korban pun bilang dengan polosnya yaitu ayah kandungnya sendiri.
Mendengar hal itu, hati seorang ibu tersayat dan gundah gulana dan diam-diam membawa anak ke Dokter karena merasa ada yang aneh. Usai diperiksa, Dokter menyarankan supaya korban divisum karena lukanya tidak wajar.
Ibu kandung korbanpun semakin panik setelah pulang kembali ke rumah, dia memberitahu kesakitan yang dirasakan anak perempuan satu-satunya itu ke AS, namun ditanggapi dengan dingin.
Sikap dingin ayah korban inisial AS yang bekerja di pelayaran itu membuat ibunya semakin curiga. Dengan tekad yang bulat, ibu korban pun membuat laporan ke kantor Burangir.
Tim Burangir bersama Peksos Anak dari Kemensos pun kemudian mendampinginya mengadukan kekerasan yang dialami anaknya ke Polres Padangsidimpuan, pada tanggal 02 September 2023.
Usai proses penyelidikan berlangsung, diketahui bahwa salah satu anaknya laki-laki ternyata telah melihat kejadian dimana ayahnya melakukan hal yang bejat itu terhadap korban.
Ketika ditanya anak tersebut mengatakan bahwa disaat dia melihat dari luar jendela ayahnya membuka celana korban dan memasukkan tangannya ke kemaluan korban membuat korban menangis saat itu.
Pada saat itu, ibunya saat itu sedang mencuci di kamar mandi sehingga tidak mengetahui kejadian tersebut. Polresta Padangsidimpuan pun bergerak cepat dan menahan terduga pelaku di Mapolres.
Hari ini, Lembaga Burangir bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjumpai korban dan ibunya memberikan trauma healing.
Burangir mengharapkan bahwa seluruh pihak harus mendukung korban dan ibunya saat ini karena masih dalam proses pemulihan mental.
“Jangan ada seorang pun yang menyudutkan korban maupun ibunya. Apalagi menginginkan kasus ini diberhentikan dengan alasan apapun,” pungkas Juli, Kamis (14/09/23).
Kepada Burangir, Ibu korban mengaku bahwa ada beberapa pihak yang mendatanginya supaya kasus ini dapat berhenti tetapi dia dengan tegas menolak.
“Siapapun tidak ada yang sanggup menerima anaknya rusak masa depannya ditangan ayahnya sendiri,” cetus Juli. (JN-Irul)