P.Sidimpuan| Jelajahnews.id – Biaya Operasional Kantor di Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (SAHADA) Padangsidimpuan (Psp) sebesar Rp 2,2 Miliar dipertanyakan.
Pasalnya anggaran Kementerian Agama (Kemenag) ini cukup besar untuk Belanja Barang Persediaan, ATK, Kebutuhan Perkantoran dan Alat-alat Kerumahtanggaan sehingga diduga di Mark Up.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Bangsa Institut, Parlindungan Harahap,SH kepada awak media jelajahnews usai mendatangi kantor UIN SAHADA P.Sidimpuan, Kamis (22/08/24)
Ia menyebutkan, dalam biaya operasional kantor UIN SAHADA P.Sidimpuan sebesar 2,2 Miliar, ia mempertanyakan bagaimana rincian penggunaan anggaran tersebut dan maksud anggaran pembelanjaannya seperti apa?
Kemudian Parlindungan juga mempertanyakan bagaimana mekanisme pengawasan dan pertanggungjawaban yang diterapkan oleh UIN SAHADA P.Sidimpuan terhadap penggunaan anggaran ini.
Selain itu, ia juga mempertanyakan apakah UIN SAHADA P.Sidimpuan apakah ada pihak ketiga yang dilibatkan dalam pengadaan barang/jasa yang dimaksud? Jika ada, bagaimana proses pemilihan pihak ketiganya?
Disamping itu, Parlindungan mengatakan, pihaknya berencana melakukan aksi di Kajaksaan Tinggi Sumut terkait temuan anggaran Kemenag yang diduga mark up di UIN SAHADA P.Sidimpuan.
Sementara Rektor UIN SAHADA P.Sidimpuan ketika awak media berupaya datang mengkonfirmasi, namun yang bersangkutan tidak berada di ruang kerjanya.
“Pak Rektor keluar ada kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan humas UIN juga tidak ada disini, ungkap seorang staf UIN SAHADA P.Sidimpuan, A.Fendi yang mondar-mandir didepan awak media keluar seolah seksi sibuk.
Untuk keterangan resmi Rektor atau pihak yang bertanggungjawab saat ini belum memberikan penjelasan hingga berita ini diterbitkan. (JN-Irul)