MEDAN – Tak kurang 30 warga dua Kecamatan dan tiga Desa berbondong-bondong menyeruak masuk ke Mapolsek Pancur Batu di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara.
Mereka (warga) tiba di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Pancur Batu, Polrestabes Medan pada Jumat (11/3/2022) pukul 11.20 WIB hingga 19.00 WIB. Para warga langsung berdiri didepan pintu utama Mapolsek.
Meskipun diatas terik matahari, semangat warga yang mayoritas petani itu, tampak tak terbendung untuk menyampaikan beberapa permintaan mereka kepada pihak kepolisian.
Kehadiran warga itupun sempat mempertontonkan sedikit perdebatan antara warga dengan Kapolsek Pancur Batu. Hal itu tampak jelas dikala jelajahnews.id mencoba mengabadikan dan dokumentasi momentum tersebut.
Amatan dilapangan, masing-masing warga menyuarakan aspirasinya yang mayoritas mendesak polisi untuk segera menanggapi keresahan dan ketakutan yang mereka hadapi beberapa tahun terakhir.
Elvi Elvryanti beru Tarigan, istri dari Mister Ginting yang kini ditahan Polsek Pancur Batu menceritakan, sudah berbulan-bulan suami tercintanya mendekam didalam penjara. Sedangkan ia selaku istri tidak memperoleh solusi dan titik terang dari kepolisian mengenai kasus suaminya.
Ia mengatakan, suaminya punya alasan kenapa Roni Sembiring ditembak pakai senapan angin, yaitu karena hampir tiap hari dia mencuri buah sawitnya dan kalau Roni tidak mencuri, lanjut Elvi tidak mungkin suaminya melakukan penembakan dan itupun karena keadaan terpaksa.
Lantas, Elvi pun merasakan keadilan belum berpihak kepadanya. Terlebih anak yang masih kecil (balita) dan kondisi hamil, serta tak bisa bekerja mencari nafkah karena suami di dalam jeruji besi.
Lantaran meresahkan dan maling masih berkeliaran diluar, maka perladangan warga tetap jadi makanan empuk bagi kawanan pencuri.
“Suami saya (Mister Ginting) sudah sebulan lebih ditahan di Polsek, tidak ada titik terang buat saya sebagai istrinya, sawit saya tiap hari dipanen, sampai detik ini dipanen sama pencuri, Roni Sembiring saat ini masih berkeliaran. Ada sebabnya maka suami saya menembak si Roni, kalau gak mencuri dia (Roni) tidak akan ditembak oleh suami saya. Mau makan apa kami kalau suami saya di dalam penjara, anak saya masih kecil dan saya lagi hamil dan saya tidak bisa kerja. Itu si Roni berkeliaran diladang mencuri sawit tiap hari,” kata Elvi Elvryanti beru Tarigan, Jumat (11/3/2022) sambil menangis kesedihan.
Sedangkan Siti Yusrizal, saudara Mister Ginting menyampaikan ada oknum masyarakat bernama MP Cs melakukan pengrusakan tanaman sawit, pinang dilahan mereka di Dusun Tanjung Aras, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang.
“Karena sering terjadi pencurian sawit didalam, Mister Ginting ini tidak makan lagi dan sudah diterangkan kepada si pencuri ‘tolong jangan mencuri lagi’ dia terang-terangan mencuri. Jadi terakhir karena hilap mata ditembaknya si Roni pakai senapan angin gara-gara mencuri,” tambahnya.
Lebih lanjut, kata Siti, MP Cs juga mengaku-ngaku bahwa lahan sawit yang dikelola warga bertahun-tahun dan bahkan turun-temurun tersebut adalah miliknya. Padahal menurut pengakuan warga MP Cs tidak memiliki lahan apapun dilokasi.
“Kami sudah resah pak, sawit kami sudah ditebang dan dipotong 60 pokok sama pinang. Kami juga sudah melapor sampai ke Polda Sumut, tapi sampai sekarang belum ditangkap penebang sawit kami dan belum tersentuh hukum,” sebut Siti dengan mata berkaca-kaca.
Sebelumnya, puluhan warga yang didominasi ibu-ibu dan bapak-bapak itu diterima langsung oleh Kapolsek Pancur Batu dan jajarannya.
Kapolsek Pancur Batu, Kompol Dedy Dharma saat diwawancara mengatakan, bahwa apa yang disampaikan warga langsung ditanggapi.
Ia menyebutkan, setelah mendengar tuntutan warga, anggota bersama warga langsung diperintahkan meninjau serta melihat lokasi pencurian yang dikatakan warga.
“Sudah saya arahkan anggota bersama warga mengecek lokasi dimana terjadi pencurian itu,” tutupnya. (BTM)