Terungkap Sudah! Fakta dari Susu Beruang Tidak Bisa Bunuh Covid-19

Padangsidimpuan: Dikabarkan beberapa hari kemarin ‘Susu Beruang’ sempat dikatakan langka di pasaran baik di kota Padangsidimpuan (Psp) dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Pasalnya, susu ini ada yang menyakini bahwa dapat menyembuhkan atau mencegah Covid-19 dan harganya sempat melonjak tinggi, Sabtu (18/09/2021).

Padahal, faktanya kandungan dalam susu ini tidak bisa membunuh virus Corona. Hal tersebut sudah pernah disampaikan langsung oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban, Minggu (4/7/2021).

“Susu beruang untuk mengobati COVID-19, tentu saja tidak bisa. ‘Susu beruang’ tak bisa mematikan virus SARS-CoV-2 (virus Corona) penyebab COVID-19,” jelas Prof Zubairi yang dikutip dari CNN Indonesia.

Setiap jenis susu memiliki khasiat yang sama Menurut Prof Zubairi, tak ada jenis susu yang kandungannya lebih baik. Setiap produk susu memiliki kandungan gizi yang sama, yakni mengandung protein, karbohidrat, serta dilengkapi dengan vitamin dan mineral.

Terkecuali, produk susu kental manis yang disebut memiliki kadar protein yang rendah. Dokter gizi klinis dr Titi Sekarindah, SpGK, pun mengatakan nutrisi yang terkandung di dalam ‘susu beruang’ sama saja dengan susu UHT (ultra high temperature) lainnya.

“Ya nggak itu bagian daripada kebutuhan gizinya biar bisa lebih lengkap lah,” kata dr Siti.

Komposisinya seperti susu UHT biasa itu,” tegasnya

Tanggapan pihak Nestle

Menanggapi susu produksinya diborong oleh masyarakat karena dipercaya dapat mengatasi COVID-19, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia, Debora R Tjandrakusuma, hanya mengatakan bahwa pihaknya akan terus memenuhi kebutuhan ‘susu beruang’ kepada konsumen dan tidak akan pernah melakukan kenaikan harga.

“Kami tidak melakukan kenaikan harga atas produk-produk kami termasuk produk susu Bear Brand, dan kami terus menerus memaksimalkan upaya kami untuk memasok produk susu Bear Brand kepada para konsumen,” kata Debora dalam Siaran Pers yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (4/7/2021). (Irul Daulay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *