DELI SERDANG – Sosok Irmawati usia 17 tahun tengah ramai diperbincangkan publik khususnya Insan Pers. Remaja cantik ini terpaksa putus sekolah karena tak ada biaya.
Irmawati menjadi perbincangan hangat di salah satu WAG setelah tayang di media online, lantaran kisah hidupnya mengundang perhatian berbagai pihak.
Gadis ini terpaksa putus sekolah di tingkat SMK karena ketidakmampuan orangtua dalam membiayai pendidikannya.
Terkadang nasib orang tidak ada yang tau disamping harus tetap disyukuri. Tingkat kemampuan ekonomi setiap insan tentu berbeda-beda. Ada yang senang ada pula yang sulit. Terkadang dikala keadaan lagi senang lupa membantu orang-orang yang kesulitan.
Irmawati sebenarnya ingin sekolah, namun apa daya, keadaan orang tuanya yang tidak mampu dan tergolong miskin terpaksa berhenti melanjutkan pendidikan.
Gadis asal Desa Tanjung Morawa B Dusun I Gang Bilal, Kecamatan Tanjung Moraya Kabupaten Delisersang ini sebelumnya mengeyam sekolah di salah satu SMK Swasta Tamora 1 Kelas 11.
Namun karena kendala uang iuran hampir satu tahun tidak terbayar terpaksa berhenti melanjutkan sekolahnya.
Padahal gadis yang tinggal dirumah sederhana ini sangat berkeinginan dan berharap bisa kembali sekolah minimal lulus SMK Kelas 12.
“Saya mau sekolah lagi pak, sudah ada dua Minggu saya tidak masuk sekolah. Padahal sudah masuk waktu ujian, namun orang tua saya tidak punya uang untuk melunasi iuran sekolah, sudah hampir satu tahunlah belum terbayar. Jadi saya gak bisa ikut ujian, ada lagi harus bayar uang PKL, orang tua saya juga gak mampu. Kami makan sajapun kadang ada kadang tidak, kalaupun ada makan ya seadanya, daripada kami gak makan biarlah saya tidak sekolah, padahal satu tahun lagi saya lulusan sekolah, tapi orang tua saya tidak mampu,” ujar Irmawati kepada wartawan seraya meneteskan air mata, Minggu (5/6/2022).
Disinggung mengenai mana kala ada orang lain yang mau membantu, dengan spontan Irmawati menjawab, “Pak Bupati, Pak DPR, Pak Presiden bantulah kami ini, saya ingin sekolah, uang iuran sekolah saya Rp 145 ribu,” ujarnya.
Rumah keluarga Irmawati pun cukup memperihatinkan dan tergolong warga tidak mampu.
“Lihatlah keadaan kami, rumah pun dari tepas bambu, suami cuma tukang jait sepatu dipinggiran jalan, itupun kadang kerja kadang gak. Kalau soal makan ya kadang kalau ada beras kami masak, kalau gak ada ya nunggu bapaknya pulang kalau ada dapat jahitan sepatu, ya kami beli beras kalau gak ada kami ngutanglah dulu, yang penting anak kami makan,” ujar ibu kandung Irmawati sembari menangis.
Dengan kondisi ekonomi seperti itu, tentu Laminem tak sanggup lagi melanjutkan pendidikan anak gadisnya hingga lulus tingkat menengah. Makan sehari-hari saja sudah sulit, apalagi mau menyekolahkan anak.
“Gimanalah pak mau bayar uang sekolah anak saya, sudah numpuk hampir setahun yang belum terbayar, ekonomi kami benar sangat sulit saat ini, asalkan anak saya bisa makan sudah Alhamdulillah, kalau cerita berharap tentulah saya orang tua dari Irmawati sangatlah berharap anak saya sampai tamat/lulus sekolah SMK nya, biar dapat Ijazah untuk dia bekerja nanti bisa bantu kami,” ujarnya sedih.
“Saya berharap sekali adalah orang yang mau bantu kami ini, kasian kali anak saya pingin dia sekolah lagi menamatkan hingga kelas 12 seperti anak-anak tetangga yang lain. Doa saya semogalah Pak Bupati mau bantu kami Aamin,” tutupnya dengan mata berkaca-kaca.
Dari sekelumit cerita orang tua Irmawati, tentu sangat memilukan, ditambah lagi bukankah orang nomor dua di Kabupaten Deliserdang yaitu Wakil Bupati kabarnya berasal dari Kecamatan Tanjung Morawa ?
Bahkan kabarnya sempat juga menjabat sebagai Camat di Kecamatan Tanjung Morawa. Semoga dengan pemberitaan ini beliau mau meringankan langkahnya mendatangi rumah Laminem yang lagi butuh pertolongan.
Sebagai informasi :
Nama Ibu : Laminem (48)
Nama Ayah : Selamet Pernadi (58)
Anak : Irmawati (17)
Sekolah : SMK Tamora 1 Kelas 11.
Pekerjaan : Mocok-mocok, Jahit Sandal dan Sepatu, Kadang mencuci ke tetangga.
Alamat : Dusun 4 Desa Tanjung Morawa B, Gang Bilal, Kecamatan Tanjung Moraya, Kabupaten Deliserdang. (JNS-BTM)