DWP Harus Miliki Tanggung Jawab Moral Mendukung Program Pemerintah

TAPSEL – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Tapanuli Selatan menggelar acara seminar parenting dan Halal Bihalal di Aula Sarasi Lantai III Kantor Bupati Tapsel, Kamis (19/5/2022).

Dalam seminar bertema ‘Spirit Idul Fitri dalam Membangun Komunikasi Orangtua dan Anak’, Sekda Tapsel Parulian Nasution memberikan pesan penting bahwa DWP harus punya tanggung jawab moral guna mendukung program pemerintah Kabupaten Tapsel.

Supaya terjadi percepatan menuju Tapsel yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera.

“Dasar didirikannya DWP ini untuk membantu pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat,” pungkasnya.

Parulian juga berpesan ke segenap pengurus DWP, agar kiranya menjaga kekompakan baik di dalam ataupun di luar organisasi. Sekda menyebut ada tiga program utama DWP yakni pendidikan, sosial budaya dan ekonomi.

“Makna dari program itu adalah DWP sebagai pembangunan pendidikan, ekonomi serta sosial budaya keluarga,” kata Sekda.

Sekda berharap, ke depan muncul rasa guyub atau rukun dan saling mengingatkan guna kemajuan organisasi ke arah yang lebih baik lagi. Di sisi lain, DWP sebagai ibu rumah tangga di rumah juga bertanggung jawab dalam mengantarkan anak-anaknya meraih kesuksesan.

“Perencanaan masa depan itu merupakan sebuah kepastian yang bermodalkan kemauan, kecerdasan, dan juga kemampuan. Saya berharap jayalah Dharma Wanita Persatuan, jaya PKK Tapsel dan jaya Pemerintah Kabupaten Tapsel,” tegasnya.

Sementara, penasehat DWP Kabupaten Tapsel, Ny Rosalina Dolly Pasaribu mengatakan, komunikasi di dalam keluarga merupakan hal penting dan kompleks bagi semua pihak.

Menurutnya, keterbukaan komunikasi antara orangtua dan anak sangat penting untuk menciptakan hubungan yang baik antara anggota keluarga.

“Apabila komunikasi yang efektif sudah terjalin antara orangtua dan anak, maka anak akan memahami harapan orangtua,” sebutnya.

Rosalina menambahkan, sebagaimana yang pernah disampaikan Psikolog anak, Nirmala Lia, bahwa orangtua di Indonesia mengalami kendala ketika membangun komunikasi dengan anak.

Sebab, kebanyakan saat lakukan komunikasi cenderung berbasa-basi dan bukan langsung ke inti masalahnya.

“Seperti salah satu riset di DKI Jakarta mengungkapkan bahwa banyak orangtua tidak sesuai dengan harapan anak,” tuturnya.

Kesibukan orangtua, lanjut Rosalina, juga membuat kurangnya perhatian terhadap anak. Dia mengajak melalui seminar itu, agar menggali ilmu pengetahuan sehingga saat berkomunikasi dengan anak, orangtua bisa menyesuaikan sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan pribadi anak.

Sedangkan, Ketua DWP Kabupaten Tapsel, Ny Parulian Nasution menyatakan, bahwa prinsip pengasuhan merupakan tanggung jawab dari orang tua dan keluarga.

Dirinya menyebut, perlu komitmen tinggi serta kesabaran dalam menghadapi segala kondisi pertumbuhan anak dan keluaraga.

Adapun bentuk tanggung jawab selain kebutuhan pakan, sandang, dan pangan, dibutuhkan juga kasih sayang dari orang tua yang merupakan bagian integral dari keluarga. Kemudian, orangtua juga perlu memberi pelajaran seperti fungsi agama, sosial, budaya, pendidikan serta ekonomi.

Peran ini, menurutnya, sangat mulia yang menjadi investasi untuk masa depan anak. Dia berpesan agar kebiasan yang baik dalam memperhatikan anak itu jangan hanya diterapkan sehari saja tetapi berilah perhatian dan komunikasi setiap hari. (JNS-Irul)