SIDEMPUAN – Penggusuran para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Mongonsidi, Padang Sidempuan Utara, membuat Anggota DPRD Kota Padang Sidempuan berang dan menyesalkan tindakan atas kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Padang Sidempuan.
“Saya menyesalkan tindakan Dinas Perindag kota Padang Sidempuan, di karenakan kejadian penggusuran PKL itu tidak perlu terjadi,” ujar Wakil Ketua Komisi IIl DPRD Kota Padang Sidempuan Iswandy Arisandy.
Ia menjelaskan, bila Dinas Perindag membuat perencanaan yang matang terkait pasar ramadhan, insiden penggusuran yang merugikan masyarakat itu tidak akan terjadi.
“Kalau Dinas Perindag mengantisipasi dengan membuat perencanaan yang matang terkait pasar ramadhan, insiden itu tidak akan terjadi. Lagian pasar ramadhan sudah berulang kali dan sudah tiap tahun diadakan, bukan event dadakan ini,” jelasnya.
Bila Dinas perindag tidak mempunyai anggaran dana untuk itu, kata Iswandi, bisa dicari solusi yang lain untuk duduk bersama antara Dinas Pasar dengan pedagang dan dilakukan di jauh-jauh hari sebelum bulan ramadhan ini.
“Nah berarti kan pemko tidak memiliki program dan pemko tidak tahu kemana arah mengurus kota ini”, katanya.
Iswandi juga mengatakan, terkait kurangnya informasi yang didapat pedagang, membuat ruang oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dengan mengambil keuntungan dari pedagang kaki lima yang ingin jualan di sekitar jalan Mongonsidi.
“Kata Kadis dari info masyarakat menduga ada PS (Preman Setempat) memanfaatkan moment dengan mengambil keuntungan dari PKL di sekitar jalan mongonsidi,” ungkapnya.
“Dia/ Walikota punya RPJMD (Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah) cukup itu saja dia ikutin, RPJMD yang ideal,” ucapnya.
Sebelum masuk ramadhan persisnya tanggal 31 bulan 3 tahun 2022, Iswandi mencoba menghubungin Kadis Perindag berulang kali, namun tidak ada jawaban.
Sesudah terjadi insiden penggusuran PKL, Iswandi mencoba lagi menghubungin kadis perindag pada hari Kamis (07/04/2022), baru kadis perindag menanggapinya.
“Banyak yang menghubungin aku, bukanya aku nggak mau ngangkat telponmu, stress aku,” ucapnya Kadis Ridoan Pasaribu.
Sebelum itu Kadis perindag sudah melakukan upaya komunikasi baik secara lisan atau secara tertulis kepada pedagang.
“Sudah aku bilang sama orang itu, kewenangan pedagang yang mereka bilang itu. Kita sudah beri tahu secara lisan, tertulis. Mendaftar ada, cuma nggak ada yang mau ke halaman bolak atau ke pasar Mahera,” terangnya. (JNS/Irul)